Remajayang taat kepada Allah menjadikan keikhlasan sebagai awal yang mendominasi niatnya untuk beramal karena keikhlasan merupakan parameter kemurnian sebuah amal. Firman Allah swt: "(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya
loading...Beberapa perkara yang merusak niat perlu diketahui kaum muslimin agar ibadahnya tidak sia-sia di sisi Allah. Foto/Ist Pentingnya menjaga niat agar tidak ternodai dengan perkara-perkara yang dibenci Allah. Dari Umar, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan balasan bagi tiap-tiap orang tergantung apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan." HR Al-BukhariUlama Ahli Makrifat, Abah Guru Sekumpul KH Muhammad Zaini Abdul Ghani Al-Banjari menerangkan beberapa hal yang dapat merusak keikhlasan niat. Ada empat perkara yang merusak niat sebagaimana dijelaskannya berkatguru_sekumpul. Dari empat perkara ini, nomor tiga sering tidak disadari. 1. UjubRasa ujub atau bangga terhadap diri sendiri bisa merusak keikhlasan seseorang, karena ia merasa kagum terhadap apa saja yang dirinya sendiri lakukan. Imam An-nawawi mengatakan bahwa barangsiapa yang mengagumi diri sendiri maka amalan yang ia lakukan akan tertolak. Rasa ujub ini, apabila sudah mengakar pada kepribadian seseorang maka akan sangat sulit untuk dihilangkan. Oleh karena itu, maka latihlah diri sendiri sejak kecil untuk menghindari rasa ujub, sebab ujub bisa mengakibatkan seseorang menjadi SombongSombong adalah memamerkan amalan atau hal baik yang dilakukan kepada orang lain supaya orang lain merasa kagum kepada dirinya. Ibadah yang disombongkan kepada orang lain, maka akan hanguslah ibadah yang ia lakukan. Sesungguhnya seseorang yang niat beramal karena kesombongan atau riya', maka niat sekaligus amalanya akan menjadi rusak, sehingga pahalanya hangus dan akan berganti menjadi dosa. Jauhi sifat sombong dan jauhi pula orang yang sombong, jika engkau tidak kuat melihat kesombongan Amalan yang untuk Keperluan DuniawiSesungguhnya amalan ibadah yang dilakukan untuk mendapat dunia, maka yang ia lakukan akan tertolak. Sebab ibadah ini tujuanya untuk mencapai ridho Allah, sebagai rasa bersyukur, sebagai rasa takut serta sebagai rasa malu dan bukan untuk duniawi. Orang yang berani merendahkan ibadah yang mulia dan mencampurkanya dengan kepentingan dunia maka ia lebih rendah daripada kotoran. Maka janganlah mencampurkan agama dengan dunia, karena dunia lebih hina dibandingkan Ibadah yang Dilakukan dengan Rasa Berat Tidak IkhlasOrang yang merasa keberatan dengan suatu ibadah dan ia tidak suka menjalankan ibadah tersebut, maka ibadahnya tidak diterima berdasarkan beberapa pendapat dari ulama. Salah satu ciri diterimanya ibadah ialah mengerjakanya dengan ikhlas dan tidak keberatan dalam sebab itu, kerjakanlah ibadah dengan ikhlas dan janganlah merasa keberatan dalam melakukan ibadah. Semoga Allah memudahkan kita dalam melaksanakan ibadah kepadanya. Almaushua' Fiqh Islam Bab 2 karya Habib Hasan Alaydrus Baca Juga rhs
SekolahMenengah Pertama terjawab Sebutkan tiga hal yang merusak keikhlasan!! Baper,suudzon,bodo kurang Iklan Jawaban 5.0 /5 2 oriongalaksi13 selalu diungkit di pamerkan kepada orang lain selalu dibicarakan ke orang lain Iklan Jawaban 5.0 /5 1 MasNurmas01 Jawaban: Ingin mendapatkan pujian Mengharapkan imbalan Oleh Dr Syamsul Yakin MA Dalam penggalan hadits yang ditulis oleh Imam Thabrani, Nabi SAW bersabda, โ€œAda tiga hal yang dapat merusak diri sendiri. Pertama, sangat kikir. Kedua, mengikuti kehendak nafsu. Ketiga, kagum terhadap diri sendiri.โ€ Tentang hal yang pertama, Allah SWT berfirman, โ€Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.โ€ QS. al-Israa/17 29. Ayat ini adalah larangan Allah SWT untuk berlaku kikir dan berbuat boros. Kedua perbuatan ini disandingkan Allah dalam satu ayat agar manusia selalu ingat akan keduanya sehingga mengambil jalan tengah yakni hidup sederhana. Allah SWT tegaskan, โ€œSetan menjanjikan menakut-nakuti kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji kikir, sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Mahaluas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui.โ€ QS. al-Baqarah/2 268. โ€œDan janganlah sekali-kali orang-orang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa kikir itu baik bagi mereka. Apa yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan di leher mereka pada hari kiamat.โ€ QS. Ali Imran/3 180. Kedua, perbuatan yang dapat merusak diri sendiri adalah mengikuti kehendak nafsu. โ€œโ€ฆ Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.โ€ QS. Shaad/38 26. Menurut al-Syaโ€™bi, seperti dikutip Ibnu Qayyim dalam Ashbab al-Takhallaush min al-Hawa, hawa nafsu dinamakan al-hawa karena dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka. Menurut Ibnu Qayyim sendiri, hawa nafsu adalah kecondongan jiwa. Kecondongan jiwa itu bukan hanya kepada yang buruk saja tapi juga pada yang baik. Hal ini seperti yang dikakatan oleh Ibnu Rajab dalam Jamiโ€™ al-Ulum wa al-Hikam. Jadi hawa nafsu atau kecondongan jiwa kepada keburukan saja yang harus dikendalikan. Oleh karena itu hawa nafsu bukan diikuti tapi dikendalikan. Bukan juga dihilangkan. Karena manusia membutuhkannya. Misalnya, hawa nafsu untuk makan, minum, menikah diperlukan untuk keberlangsungan manusia. Ketiga, perbuatan yang dapat merusak diri sendiri adalah bangga diri. Inilah bahaya bangga diri, ujub dan sombong, seperti sabda Nabi SAW, โ€œTidak masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat perasaan sombong kendati hanya sebesar biji sawi.โ€ HR. Nasaโ€™i. Nabi SAW bersabda, โ€œSeseorang yang menyesali dosanya, maka ia menanti rahmat Allah. Sedang seseorang yang bangga diri, maka ia menanti murka Allah.โ€ HR. Baihaqi. Allah berfirman, โ€œJanganlah kamu mengatakan dirimu suci โ€ฆโ€ QS. al-Najm/53 32. Untuk terhindar dari rasa bangga diri, ingatlah senantiasa pesan Allah SWT, โ€œDan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air mani, maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata.โ€ QS. Yasin/36 77. Begitu juga ayat ini, โ€œKemudian, Kami ciptakan dari setetes air sperma itu menjadi segumpal darah. Lantas, dari segumpal darah itu menjadi segumpal daging. Kemudian, segumpal daging itu menjadi tulang-belulang. Setelah itu, Kami bungkus dengan daging. Akhirnya, Kami bentuk ia sebagai ciptaan Kami yang berbentuk lain. Maha pemberi berkah Allah, Tuhan Yang paling baik ciptaan-Nya.โ€ QS. al-Muโ€™minun/23 14. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini Akantetapi menurutnya, seorang guru seharusnya selalu memiliki keikhlasan dan kesadaran akan pentingnya tugas Dalam sebuah hadis di sebutkan terdapat lima keutamaan orang menuntut ilmu, Ia memahami hal-hal yang dapat merusak akidah dan ibadahnya dam perannya sebagai khalifah (pemakmur, membangun peradaban) di bumi. Nobleex JawabanEmang pelajaranya merusak keikhlasan seseorang bisa dari hatinyaSifat dengki,iri hasad dll itu bisa merusak keikhlasan seseorang 2 votes Thanks 2

Adabeberapa hal yang bisa merusak keikhlasan yaitu: Riya' ialah memperlihatkan suatu bentuk ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu orang-orangpun memujinya. Terdapat bentuk detail dari perbuatan riya' yang sangat tersembunyi, atau disebut dengan riya' khafiy' yaitu: 1.

Ada beberapa perkara yang disangka oleh sebagian orang merusak keikhlasan, akan tetapi ternyata tidak merusak keikhlasan. Perkara-perkara tersebut adalah Pertama Beramal dalam rangka mencari surga. Sebagian orang terlalu berlebihan dan salah faham tentang keikhlasan. Orang yang beramal sholeh karena mencari surga dinamakan oleh Robiโ€™ah al-Adawiyah dengan โ€œPekerja yang burukโ€. Ia berkata ู…ูŽุง ุนูŽุจูŽุฏู’ุชูู‡ู ุฎูŽูˆู’ูู‹ุง ู…ูู†ู’ ู†ูŽุงุฑูู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุญูุจู‘ู‹ุง ูููŠ ุฌูŽู†ู‘ูŽุชูู‡ู ููŽุฃูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ูƒูŽุฃูŽุฌููŠู’ุฑู ุงู„ุณู‘ููˆู’ุกูุŒ ุจูŽู„ู’ ุนูŽุจูŽุฏู’ุชูู‡ู ุญูุจู‘ู‹ุง ู„ูŽู‡ู ูˆูŽุดูŽูˆู’ู‚ู‹ุง ุฅูู„ูŽู’ู‡ู โ€œAku tidaklah menyembahNya karena takut neraka, dan tidak pula karena berharap surgaNya sehingga aku seperti pekarja yang buruk. Akan tetapi aku menyembahNya karena kecintaan dan kerinduan kepadaNyaโ€ Ihyaaโ€™ Uluum ad-Diin 4/310 Demikian juga Al-Gozali mensifati orang yang seperti ini dengan orang yang ablah dungu. Ia barkata, ููŽุงู„ู’ุนูŽุงู…ูู„ู ูู„ุฃูŽุฌู’ู„ู ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ุนูŽุงู…ูู„ูŒ ู„ูุจูŽุทู’ู†ูู‡ู ูˆูŽููŽุฑู’ุฌูู‡ู ูƒูŽุงู„ู’ุฃูŽุฌููŠู’ุฑู ุงู„ุณู‘ููˆู’ุกู ูˆูŽุฏูŽุฑูŽุฌูŽุชูู‡ู ุฏูŽุฑูŽุฌูŽุฉู ุงู„ู’ุจูŽู„ูŽู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽูŠูŽู†ูŽุงู„ูู‡ูŽุง ุจูุนูŽู…ูŽู„ูู‡ู ุฅูุฐู’ ุฃูŽูƒู’ุซูŽุฑู ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุจูŽู„ูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู ุฐูŽูˆููŠ ุงู„ู’ุฃูŽู„ู’ุจูŽุงุจู ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ู„ุงูŽ ุชูุฌูŽุงูˆูุฒู ุฐููƒู’ุฑูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ูˆูŽุงู„ู’ูููƒู’ุฑู ูููŠู’ู‡ู ู„ูุฌูŽู…ูŽุงู„ูู‡ู โ€ฆ ูˆูŽู‡ูŽุคูู„ุงูŽุกู ุฃูŽุฑู’ููŽุนู ุฏูŽุฑูŽุฌูŽุฉู‹ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุงูู„ู’ุชูููŽุงุชู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูŽู†ู’ูƒููˆู’ุญู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุทู’ุนููˆู’ู…ู ูููŠ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู โ€œSeseorang yang beramal karena surga maka ia adalah seorang yang beramal karena perut dan kemaluannya, seperti pekerja yang buruk. Dan derajatnya adalah derajat al-balh orang dungu, dan sesungguhnya ia meraih surga dengan amalannya, karena kebanyakan penduduk surga adalah orang dungu. Adapun ibadah orang-orang ulil albab yang cerdas maka tidaklah melewati dzikir kepada Allah dan memikirkan tentang keindahanNyaโ€ฆ.maka mereka lebih tinggi derajatnya dari pada derajatnya orang-orang yang mengharapkan bidadari dan makanan di surgaโ€ Ihyaa Uluumid Diin 3/375 Tentunya ini adalah pendapat yang keliru. Bisa ditinjau dari beberapa sisi Pertama Allah telah mensifati para nabi dan juga pemimpin kaum mukminin bahwasanya mereka beribadah kepada Allah dalam kondisi takut dan berharap. Allah berfirman ุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽุฏู’ุนููˆู†ูŽ ูŠูŽุจู’ุชูŽุบููˆู†ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุจูู‘ู‡ูู…ู ุงู„ู’ูˆูŽุณููŠู„ูŽุฉูŽ ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูู…ู’ ุฃูŽู‚ู’ุฑูŽุจู ูˆูŽูŠูŽุฑู’ุฌููˆู†ูŽ ุฑูŽุญู’ู…ูŽุชูŽู‡ู ูˆูŽูŠูŽุฎูŽุงูููˆู†ูŽ ุนูŽุฐูŽุงุจูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽ ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุฑูŽุจูู‘ูƒูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูŽุญู’ุฐููˆุฑู‹ุง ูฅูง Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat kepada Allah dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang harus ditakuti. QS Al-Isroo 57 Allah berfirman tentang Ibaadurrohman bahwasanya mereka takut dengan adzab neraka ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุงุตู’ุฑููู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุฌูŽู‡ูŽู†ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุนูŽุฐูŽุงุจูŽู‡ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุบูŽุฑูŽุงู…ู‹ุง ูฆูฅ Dan orang-orang yang berkata โ€œYa Tuhan Kami, jauhkan azab Jahannam dari Kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekalโ€.QS Al-Furqoon 65 Nabi Ibrahim alaihis salaam berkata dalam doanya ูˆูŽุงุฌู’ุนูŽู„ู’ู†ููŠ ู…ูู†ู’ ูˆูŽุฑูŽุซูŽุฉู ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู†ู‘ูŽุนููŠู…ู ูจูฅูˆูŽุงุบู’ููุฑู’ ู„ุฃุจููŠ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุถู‘ูŽุงู„ูู‘ูŠู†ูŽ ูจูฆูˆูŽู„ุง ุชูุฎู’ุฒูู†ููŠ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ูŠูุจู’ุนูŽุซููˆู†ูŽ ูจูง Dan Jadikanlah aku Termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan, Dan ampunilah bapakku, karena Sesungguhnya ia adalah Termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. QS Asy-Syuโ€™aroo 85-87 Allah memuji Nabi Zakariya dan juga Nabi Yahya alaihima as-salam dalam firmanNya ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูุณูŽุงุฑูุนููˆู†ูŽ ูููŠ ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑูŽุงุชู ูˆูŽูŠูŽุฏู’ุนููˆู†ูŽู†ูŽุง ุฑูŽุบูŽุจู‹ุง ูˆูŽุฑูŽู‡ูŽุจู‹ุง ูˆูŽูƒูŽุงู†ููˆุง ู„ูŽู†ูŽุง ุฎูŽุงุดูุนููŠู†ูŽ ูฉู  Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyuโ€™ kepada kami. QS Al-Anbiyaa 90 Demikian juga Nabi Muhammad ๏ทบ terlalu banyak doa-doa beliau meminta surga dan terjauhkan dari neraka. Kedua Bahkan Allah mensifati para ulil albab orang-orang yang berakal dan cerdas bahwasanya mereka takut dengan adzab neraka dan mengarapkan janji Allah. Yang ini jelas bantahan terhadap Al-Ghozali yang menganggap orang yang mengharapkan surga dan takut neraka sebagai orang yang dungu. ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑููˆู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู‚ููŠูŽุงู…ู‹ุง ูˆูŽู‚ูุนููˆุฏู‹ุง ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุฌูู†ููˆุจูู‡ูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽุชูŽููŽูƒู‘ูŽุฑููˆู†ูŽ ูููŠ ุฎูŽู„ู’ู‚ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฃุฑู’ุถู ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู…ูŽุง ุฎูŽู„ูŽู‚ู’ุชูŽ ู‡ูŽุฐูŽุง ุจูŽุงุทูู„ุง ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ููŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ูกูฉูกุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ู…ูŽู†ู’ ุชูุฏู’ุฎูู„ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑูŽ ููŽู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽุฎู’ุฒูŽูŠู’ุชูŽู‡ู ูˆูŽู…ูŽุง ู„ูู„ุธู‘ูŽุงู„ูู…ููŠู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูŽู†ู’ุตูŽุงุฑู ูกูฉูขุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุฅูู†ู‘ูŽู†ูŽุง ุณูŽู…ูุนู’ู†ูŽุง ู…ูู†ูŽุงุฏููŠู‹ุง ูŠูู†ูŽุงุฏููŠ ู„ูู„ุฅูŠู…ูŽุงู†ู ุฃูŽู†ู’ ุขู…ูู†ููˆุง ุจูุฑูŽุจูู‘ูƒูู…ู’ ููŽุขู…ูŽู†ู‘ูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ููŽุงุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู†ูŽุง ุฐูู†ููˆุจูŽู†ูŽุง ูˆูŽูƒูŽููู‘ุฑู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุณูŽูŠูู‘ุฆูŽุงุชูู†ูŽุง ูˆูŽุชูŽูˆูŽูู‘ูŽู†ูŽุง ู…ูŽุนูŽ ุงู„ุฃุจู’ุฑูŽุงุฑู ูกูฉูฃุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุขุชูู†ูŽุง ู…ูŽุง ูˆูŽุนูŽุฏู’ุชูŽู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูุณูู„ููƒูŽ ูˆูŽู„ุง ุชูุฎู’ุฒูู†ูŽุง ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ู„ุง ุชูุฎู’ู„ููู ุงู„ู’ู…ููŠุนูŽุงุฏูŽ ูกูฉูค Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata โ€œYa Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, Maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami mendengar seruan yang menyeru kepada iman, yaitu โ€œBerimanlah kamu kepada Tuhanmuโ€, Maka Kamipun beriman. Ya Tuhan Kami, ampunilah bagi Kami dosa-dosa Kami dan hapuskanlah dari Kami kesalahan-kesalahan Kami, dan wafatkanlah Kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan Kami, berilah Kami apa yang telah Engkau janjikan kepada Kami dengan perantaraan Rasul-rasul Engkau. dan janganlah Engkau hinakan Kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.โ€ QS Ali Imroon 191-194 Ketiga Setelah Allah menyebutkan tentang kenikmatan-kenikmatan di surga lalu Allah memerintahkan para hambaNya untuk saling berlomba-lomba dalam memperolehnya. ูˆูŽูููŠ ุฐูŽู„ููƒูŽ ููŽู„ู’ูŠูŽุชูŽู†ูŽุงููŽุณู ุงู„ู’ู…ูุชูŽู†ูŽุงููุณููˆู†ูŽ ูขูฆ dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. QS Al-Muthoffifin 26 Keempat Terlalu banyak ayat dalam al-Qurโ€™an penjelasan tentang nikmat-nikmat surga. Maka jika seseorang tercela mengharapkan kenikmatan surga maka seakan-akan Allah telah menyesatkan hamba-hambaNya dengan mengiming-iming mereka dengan nikmat surga. Demikian juga halnya Allah sering menyebutkan tentang perihnya adzab neraka. Kelima Diantara kenikmatan surga โ€“bahkan yang merupakan puncak kenikmatan- adalah melihat wajah Allah. Karenanya Nabi ๏ทบ meminta kepada Allah nikmat ini, sebagaimana dalam doanya ูˆูŽุฃูŽุณู’ุฃูŽู„ููŽูƒ ู„ูŽุฐู‘ูŽุฉูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุธู’ุฑู ุฅูู„ูŽู‰ ูˆูŽุฌู’ู‡ููƒูŽ ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽูˆู’ู‚ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ู„ูู‚ูŽุงุฆููƒู โ€œDan aku memohon keledzatan memandang wajahMu, dan kerinduan untuk bertemu denganMuโ€ HR An-Nasaai no 1305 dan dishahihkan oleh Al-Albani Orang yang mengaku tidak berharap kenikmatan surga, maka apakah ia tidak ingin melihat wajah Allah?!! Enam Banyak hadits yang mempersyaratkan โ€œpengharapan ganjaran dari Allahโ€ pada sebuah amalan. Contohnya sabda Nabi ๏ทบ ู…ูŽู†ู’ ุตูŽุงู…ูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุฅููŠู’ู…ูŽุงู†ู‹ุง ูˆูŽุงุญู’ุชูุณูŽุงุจู‹ุง ุบูููุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุง ุชูŽู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู†ู’ุจูู‡ู โ€œBarang siapa yang berpuasa di bulan ramadhan karena keimanan dan berharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah laluโ€ HR Al-Bukhari no 38 dan Muslim no 760 ู…ูŽู†ู ุงุชู‘ูŽุจูŽุนูŽ ุฌูŽู†ูŽุงุฒูŽุฉูŽ ู…ูุณู’ู„ูู…ู ุฅููŠู’ู…ูŽุงู†ู‹ุง ูˆูŽุงุญู’ุชูุณูŽุงุจู‹ุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ููŽู„ูŽู‡ู ู‚ููŠู’ุฑูŽุงุทูŒุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุดูŽู‡ูุฏูŽู‡ูŽุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูุฏู’ููŽู†ูŽ ููŽู„ูŽู‡ู ู‚ููŠู’ุฑูŽุงุทูŽุงู†ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฃูŽุฌู’ุฑูุŒ ู‚ููŠู’ู„ูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ู‚ููŠู’ุฑูŽุงุทูŽุงู†ูุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูุซู’ู„ู ุงู„ู’ุฌูŽุจูŽู„ูŽูŠู’ู†ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽูŠู’ู†ู โ€œBarangsiapa yang mengikuti janazah muslim karena keimanan dan mengharapkan ganjaran dari Allah hingga disholatkan jenazah tersebut maka bagi dia qirot pahala, dan barangsiapa yang menghadiri janazah hingga dikubur maka baginya dua qirot pahalaโ€. Maka dikatakan, โ€œWahai Rasulullah, apa itu dua qirot?โ€, Nabi berkata, โ€œSeperti dua gunung besarโ€ HR Al-Bukhari no 47 Al-Khotthoobi berkata ุงุญู’ุชูุณูŽุงุจู‹ุง ุฃูŽูŠู’ ุนูŽุฒููŠู’ู…ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุตููˆู’ู…ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽุนู’ู†ูŽู‰ ุงู„ุฑู‘ูŽุบู’ุจูŽุฉู ูููŠ ุซูŽูˆูŽุงุจูู‡ู โ€œIhtisaabanโ€ yaitu azimah tekad yaitu ia berpuasa karena berharap pahala dari Allahโ€ Fathul Baari 4/115 Kedua Beribadah disertai dengan niat mencari kemaslahatan dunia yang dizinkan oleh syariโ€™at Banyak dalil yang menunjukan akan hal ini, diantaranya firman Allah ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุฌูู†ูŽุงุญูŒ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุจู’ุชูŽุบููˆุง ููŽุถู’ู„ุง ู…ูู†ู’ ุฑูŽุจูู‘ูƒูู…ู’ โ€œTidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia rezki hasil perniagaan dari Tuhanmuโ€ QS Al-Baqoroh 198 Para ulama telah sepakat bahwa seseorang yang melaksanakan ibadah haji sambil berdagang maka hajinya sah, berdasarkan ayat ini. Tentunya seseorang yang berhaji sambil berdagang tidaklah ia memaksudkan dengan perdagangannya untuk Riyaโ€™. Karenanya perdagangannya tersebut bukanlah kesyirikan. Akan tetapi niatnya adalah ia berhaji sambil berdagang, dan berdasarkan ayat ini Allah membolehkan niat seperti ini. Contoh lagi sabda Nabi ๏ทบ ุฏูŽุงูˆููˆู’ุง ู…ูŽุฑู’ุถูŽุงูƒูู…ู’ ุจูุงู„ุตู‘ูŽุฏูŽู‚ูŽุฉู โ€œObati orang-orang sakit diantara kalian dengan sedekahโ€ Dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhiib no 744 Hadits ini menunjukan akan bolehnya seseorang bersedekah dengan niat agar orang yang sakit dari keluarganya disembuhkan oleh Allah dengan sebab sedekah tersebut. Nabi juga bersabda ู…ูŽู†ู’ ุณูŽุฑู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุจู’ุณูŽุทูŽ ู„ูŽู‡ู ุฑูุฒู’ู‚ูู‡ู ุฃูŽูˆู’ ูŠูู†ูŽุณู‘ูŽุฃูŽ ู„ูŽู‡ู ูููŠ ุฃูŽุซูŽุฑูู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุตูู„ู’ ุฑูŽุญูู…ูŽู‡ู โ€œBarang siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya ia menyambung silaturahmiโ€ HR Al-Bukhari no 2067 dan Muslim no 2557 Hadits ini jelas menunjukan akan bolehnya seseorang bersilaturahmi dengan niat agar dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya. Bahkan Allah berfirman ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุชู‘ูŽู‚ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุฎู’ุฑูŽุฌู‹ุง ูขูˆูŽูŠูŽุฑู’ุฒูู‚ู’ู‡ู ู…ูู†ู’ ุญูŽูŠู’ุซู ู„ุง ูŠูŽุญู’ุชูŽุณูุจู Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. QS At-Tholaaq 2-3 Ayat ini jelas bahwsanya boleh seseorang bertakwa kepada Allah dengan niat agar diberi jalan keluar oleh Allah dan diberi rizki dari arah yang tidak ia persangkakan. Sebagian ulama menyangka bahwasanya jika dalam ibadah tercampurkan/tersyarikatkan niat-niat keduniaan maka ibadah tersebut tidak sah. Akan tetapi hal ini merupakan kesalahan. Al-Imam Al-Qoroofi salah seorang ulama besar dari madzhab Maliki telah menjelaskan dengan gamblang tentang perbedaan antara Riyaโ€™ dengan mencampurkan niat keduniaan dalam ibadah. Al-Qorofi rahimahullah berkata โ€œPerbedaan yang ke 102, antara kaidah Riyaโ€™ dalam peribadatan dengan kaidah tasyriik mencampurkan niat keduaniaan-pen dalam ibadah. Ketahuilah bahwasanya Riyaโ€™ dalam peribadatan adalah syirik, serta mempersyerikatkan bersama Allah dalam ketaatannya. Dan hal ini melazimkan kemaksiatan dan dosa, serta batilnya ibadah tersebutโ€ฆ. Penjelasan kaidah Riyaโ€™ ini dan rahasainya adalah seseorang mengamalkan suatu amalan yang diperintahkan untuk bertaqorrub dan dia memaksudkan dengan amalan tersebut wajah Allah dan juga agar orang-orang mengagungkannya atau sebagian orang, maka dengan diagungkannya dia maka sampailah kemanfaatan orang-orang tersebut kepadanya atau ia terhindarkan dari gangguan mereka. Ini adalah kaidah dari salah satu dari dua model Riyaโ€™. Adapun model yang lain, yaitu ia beramal dengan suatu amalan yang ia sama sekali tidak mengharapkan wajah Allah, akan tetapi ia hanya ingin pengagungan/sanjungan manusia saja. Model ini dinamakan dengan riya yang ikhlas, adapun model yang pertama dinamakan dengan Riyaโ€™ syirik, karena model ini tidak ada pensyarikatan semata-mata mengharapkan pujian manusia saja, adapun model yang pertama pensyarikatan antara manusia dan Allahโ€ฆ. Adapun hanya sekedar pensyarikatan โ€“seperti seseorang yang berjihad untuk menjalankan ketaatan kepada Allah dengan berjihad dan juga untuk memperoleh harta gonimah- maka hal ini tidaklah memudhorotkannya, serta ijmak kesepakatan/consensus ulama bahwasanya hal ini tidak haram baginya, karena Allah menjadikan harta gonimah dalam ibadah jihad. Maka tentunya ada perbedaan antara seseorang yang berjihad agar orang-orang mengatakan โ€œia adalah seorang pemberaniโ€, atau agar sang imam/pemimpin negara menghormatinya sehingga memberikannya banyak harta dari baitul maal, maka hal ini dan yang semisalnya adalah Riyaโ€™ yang haram. Berbeda dengan seseorang yang berjihad untuk memperoleh budak tawanan wanita, hewan tunggangan perang, dan persenjataan musuh, maka hal ini tidaklah memudorotkannya, padahal ia telah mensyerikatkan niatnya-pen. Dan tidaklah dikatakan bahwasanya hal ini adalah riya, karena Riyaโ€™ adalah ia beramal agar makhluk Allah melihatnyaโ€ฆ maka barangsiapa yang tidak melihat dan tidak memandang maka tidaklah dikatakan pada suatu amalan โ€“dari sisinya- adalah Riyaโ€™. Harta gonimah dan yang semisalnya tidaklah dikatakan ia melihat atau memandang, maka tidaklah benar jika dikatakan lafal Riyaโ€™ kepada benda-benda ini karena mereka tidak melihat. Demikian pula seseorang yang haji lalu mensyarikatkan dalam hajinya maksud untuk berdagang, yaitu mayoritas tujuannya atau bahkan seluruhnya adalah bersafar untuk berdagang secara khusus, dan hajinya โ€“ia maksudkan atau tidak- akan tetapi hanya bersifat mengikuti tujuan dagangnya. Hal ini juga tidaklah merusak keabsahan hajiaya, dan tidak menimbulkan dosa dan kemaksiatan. Demikian pula orang yang berpuasa agar tubuhnya sehat, atau agar hilang penyakitnya yang bisa disembuhkan dengan puasa, maka jadilah penyembuhan merupakan tujuannya atau diantara tujuannya dan puasa dibarengkan dalam tujuannya. Lalu ia melakukan puasa disertai dengan tujuan-tujuan ini. Hal ini tidaklah merusak puasanya, bahkan Nabi ๏ทบ telah memerintahkan dalam sabdanya, โ€œWahai para pemuda, barang siapa diantara kalian yang telah mampu maka menikahlah, barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa bisa menjadi perisai baginyaโ€, yaitu pemutus syahwatnya. Maka Nabi memerintahkan berpuasa untuk tujuan ini, jika hal ini bisa merusak keabsahan puasa, tentunya Nabi tidak akan memerintahkan hal ini dalam peribadatan, dan juga tidak menyertakan tujuan ini dalam niat ibadah. Diantaranya juga orang yang memperbarui wudunya agar lebih segar dan lebih bersih. Seluruh tujuan-tujuan ini tidaklah terdapat padanya pengagungan makhluk. Akan tetapi hanyalah pensyerikatan perkara-perkara kemaslahatan yang tidak memiliki indra, dan tidak bisa memiliki indra penglihatan dan tidak layak untuk diagungkan. Maka hal ini tidaklah merusak keabsahan ibadahโ€ฆ Benar bahwasanya tujuan-tujuan ini yang mencampuri ibadah bisa jadi mengurangi ganjaran ibadah. Ibadah yang tujuannya murni dan bersih dari tujuan-tujuan duniawi ini maka pahalanya lebih besar dan banyak. Adapun dosa dan batilnya ibadah maka tidaklah ada dalilnyaโ€ Al-Furuuq li Al-Qoroofi, tahqiq Umar Hasan Al-Qiyyaam, Muassasah Ar-Risalah, cetakan pertama 3/10-12 Akan tetapi tentunya ada perbedaan antara seseorang yang niatnya murni semata-mata karena mencari ganjaran akhirat, lantas setelah itu ia memperoleh kenikmatan-kenikmatan dunia. Maka orang yang seperti ini tentunya tidak berkurang sama sekali pahalanya. Berbeda dengan seseorang yang sejak awal beribadah dalam niatnya sudah tercampur niat keduniaan untuk memperoleh harta dunia maka orang inilah yang pahalanya berkurang. Lihat Ihkaam Al-Ahkaam karya Ibnu Daqiiq al-Ied hal 492, tahqiq Mushthofa syaikh, terbitan Muassasah Ar-Risalah, cetakan pertama Seorang yang berjihad niatnya semata-semata untuk menegakkan kalimat Allah dan berharap ganjara akhirat, lantas setelah itu ia memperoleh gonimah harta rampasan perang musuh maka pahalanya sempurna. Karenanya Nabi ๏ทบpun serta para sahabat mengambil harta rampasan perang. Berbeda halnya dengan seseorang yang sejak awal berangkat berjihad niatnya sudah tercampur dengan tujuan untuk memperoleh harta rampasan perang. Nabi ๏ทบ bersabda ; ู…ูŽุง ู…ูู†ู’ ุบุงูŽุฒููŠูŽุฉู ุชูŽุบู’ุฒููˆ ูููŠ ุณูŽุจููŠู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ููŽูŠูุตููŠู’ุจููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุบูŽู†ููŠู’ู…ูŽุฉูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุชูŽุนูŽุฌู‘ูŽู„ููˆุง ุซูู„ูุซูŽูŠู ุฃูŽุฌู’ุฑูู‡ูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุขุฎูุฑูŽุฉู ูˆูŽูŠูŽุจู’ู‚ูŽู‰ ู„ูŽู‡ูู…ู ุงู„ุซู‘ูู„ูุซู ูˆูŽุฅูู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูุตููŠู’ุจููˆุง ุบูŽู†ููŠู’ู…ูŽุฉู‹ ุชูŽู…ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุฃูŽุฌู’ุฑูู‡ูู…ู’ โ€œTidaklah ada pasukan yang berjihad di jalan Allah lalu memperoleh harta gonimah kecuali mereka telah menyegerakan dua pertiga pahala akhirat mereka, dan tersisa bagi mereka sepertiga pahala akhirat mereka. Jika mereka tidak memperoleh gonimah maka sempurnalah pahala merekaโ€ HR Muslim no 1905 Karenanya mungkin kita bisa membagi permasalahan ini dalam beberapa bagian berikut Pertama Seseorang yang beribadah murni karena riyaโ€ฆ, sama sekali tidak terbetik dalam hatinya keinginan untuk meraih pahal akhirat. Riya yang seperti ini jika selalu terjadi dalam peribadatan, maka hampir-hampir tidak dilakukan oleh seorang muslim, akan tetapi terjadi para orang-orang munafik Kedua Seseorang yang beribadah dengan Riyaโ€™, ia mengharapkan wajah Allah, ia mengharapkan ganjaran akhirat, akan tetapi ia juga mengharapkan pujian manusia, sanjungan dan pengagungan dari mereka terhadap dirinya. Inilah Riyaโ€™ yang sering menimpa kaum muslimin. Ketiga Seseorang yang tatkala beribadah sama sekali tidak terbetik dalam hatinya untuk memperoleh ganjaran akhirat, akan tetapi niatnya murni untuk mencari perkara duniawi, inilah yang dinamakan oleh Al-Qoroofi dengan Riya nya ikhlas. Allah berfirman ููŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุขุชูู†ูŽุง ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ู„ูŽู‡ู ูููŠ ุงู„ุขุฎูุฑูŽุฉู ู…ูู†ู’ ุฎูŽู„ุงู‚ู Maka di antara manusia ada orang yang bendoa โ€œYa Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di duniaโ€, dan Tiadalah baginya bahagian yang menyenangkan di akhirat. QS Al-Baqoroh 200 Keempat Seseorang yang beribadah murni ikhlas karena Allah, dan tidak ada dalam niatnya untuk memperoleh pujian manusia, dan juga tidak ada niat untuk memperoleh tujuan duniawi. Maka orang seperti ini pahalanya sempurna, meskipun setelah itu ternyata ia memperoleh perkara-perkara dunia, baik dipuji atau memperoleh harta dunia karena amalannya maka sama sekali tidak mempengarui kesempurnaan pahalanya. Hal ini seperti seseorang yang setelah beramala sholeh lalu ia dipuji orang lain, dan kemudian dalam hatinya terbetik rasa gembira dengan pujian tersebut. Maka ini tidaklah mempengaruhi kesempurnaan pahala ibadanya yang telah ia kerjakan dengan ikhlas tidak mengharapkan pujian manusia. Ada yang menanyakan pada Rasulullah ๏ทบ, ุฃูŽุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ูŽ ูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ู ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑู ูˆูŽูŠูŽุญู’ู…ูŽุฏูู‡ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูู„ู’ูƒูŽ ุนูŽุงุฌูู„ู ุจูุดู’ุฑูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ู ยป. โ€œBagaimana pendapatmu dengan orang yang melakukan suatu amalan kebaikan, lalu setelah itu dia mendapatkan pujian orang-orang. Nabi ๏ทบ mengatakan, โ€œItu adalah berita gembira bagi seorang mukmin yang disegerakan.โ€ HR Muslim no 2642. An-Nawawi rahimahullah mengatakan, โ€œIni pertanda bahwa Allah ridho dan mencintainya. Lalu Allah menjadi makhluk/manusia mencintainya pulaโ€ Al-Minhaaj Syarh Shahih Muslim 16/189 Demikian pula seseorang yang berjihad ikhlas dan tidak terbetik dalam hatinya untuk mecari gonimah, lantas setelah itu iapun memperoleh harta gonimah. Kelima Seseorang yang beribadah ikhlas karena mengharapkan wajah Allah, akan tetapi ia menyertakan dalam niatnya tujuan-tujuan yang lain, maka kondisi orang ini ada tiga kemungkinan Tujuan-tujuan tersebut juga merupakan tujuan yang mulia dan berkaitan dengan akhirat. Maka orang seperti ini memperoleh ganjaran yang ganda berdasarkan niat gandanya. Contohnya seseorang imam yang sengaja memperpanjang rukuโ€™nya karena ia merasa ada makmum yang terlambat yang segera ingin rukuโ€™ bersamanya agar memperoleh pahala rakaโ€™at. Maka imam ini telah melakukan dua kebaikan. Al-Iz bin Abdis Salaam berkata, โ€œApakah perbuatan seorang imam yang menunggu makmum masbuq agar mendapatkan rukuโ€™ termasuk kesyirikan?. Aku katakan bahwsanya sebagian ulama menyangka perkaranya demikian, akan tetapi perkaranya tidak sebagaimana yang mereka sangka. Justru hal ini adalah bentuk mengumpulkan dua qurbah amal sholeh, karena membantu makmum untuk mendapatkan rukuโ€™ dan ini merupakan amal sholeh tersendiriโ€ Qowaaโ€™id Al-Ahkaam Fi Mashoolih al-Anaam, karya Al-Izz bin Abdis Salaam 1/212, tahqiq DR Utsman Jumโ€™at, Daarul Qolam Lalu Al-Izz bin Abdis Salaam menyebutkan dalil akan hal ini, yaitu bahwasanya ada seseorang yang sholat sendirian lalu Nabi ๏ทบ berkata, โ€œุฃูŽู„ุข ุฑูŽุฌูู„ูŒ ูŠูŽุชูŽุตูŽุฏู‘ูŽู‚ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู‡ูŽุฐูŽุง ููŽูŠูุตูŽู„ูŽููŠูŽ ู…ูŽุนูŽู‡ูุŸโ€ Adakah seseorang yang bersedekah terhadap orang ini, lalu sholat berjamaโ€™ah bersamanya?. HR Abu Dawud 574 dan dishahihkan oleh Al-Akbani. Lalu ada seseorang yang sholat bersama orang tersebut. Dan Nabi tidak menjadikan amalan ini sebagai suatu bentuk Riyaโ€™ atau kesyirikan Lihat Qowaaโ€™idul Ahkaam 1/213. Dalil lain yang menunjukan akan hal ini adalah sabda Nabi ๏ทบ ุฅูู†ู‘ููŠ ู„ูŽุฃูŽู‚ููˆู’ู…ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉู ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ุฃูุฑููŠู’ุฏู ุฃูŽู†ู’ ุฃูุทูŽูˆู‘ูู„ูŽ ูููŠู’ู‡ูŽุงุŒ ููŽุฃูŽุณู’ู…ูŽุนู ุจููƒุงุกูŽ ุงู„ุตู‘ูŽุจููŠู‘ูุŒ ูุฃุชูŽุฌูˆุฒูุ› ูƒุฑุงู‡ููŠูŽุฉูŽ ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽุดูู‚ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูู…ู‘ูู‡ู โ€œSungguh aku hendak sholat dan aku ingin memperpanjang sholatku, lalu aku mendengar tangisan anak kecil, maka akupun meringankan/mempercepat sholatku kawatir memberatkan ibunyaโ€ HR Abu Dawud no 755 dan dishahihkan oleh Al-Albani ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‚ูู„ุงูŽุจูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฌูŽุงุกูŽู†ูŽุง ู…ูŽุงู„ููƒู ุจู’ู†ู ุงู„ู’ุญููˆูŽูŠู’ุฑูุซู ูููŠ ู…ูŽุณู’ุฌูุฏูู†ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ููŠ ู„ูŽุฃูุตูŽู„ู‘ููŠ ุจููƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูุฑููŠู’ุฏู ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉูŽ ุฃูุตูŽู„ู‘ููŠ ูƒูŽูŠู’ููŽ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูุตูŽู„ู‘ููŠ Dari Abu Qilabah ia berkata, โ€œMalik bin Al-Huwairits radhiallahu anhu datang di masjid kami ini, lalu ia berkata, โ€œSesungguhnya aku akan sholat mengimami kalian, dan sebenarnya aku tidak ingin sholat, aku sholat sebagaimana aku melihat Nabi shlallallalhu alaihi wa sallam sholatโ€ HR Al-Bukhari no 677. Al-Hafiz Ibnu Hajr berkata, โ€œMalik bin al-Huwaits memandang bahwa mengajari tata cara sholat dengan praktek lebih jelas dari pada dengan perkataan. Ini dalil akan bolehnya hal ini, dan hal ini tidak termsuk dlam bab kesyirikan dalam ibadahโ€ Fathul Baari 2/163 Tujuan-tujuan tersebut berkaitan dengan dunia, akan tetapi diperbolehkan dalam syariโ€™at berdasarkan dalil-dalil yang ada. Seperti seseorang yang bersilaturahmi selain ingin memperoleh pahala dari Allah ia juga ingin diperpanjang umurnya dan ditambah rizkinya. Atau seseorang yang bersedekah selain karena berharap pahala akhirat ia juga ingin sedekah tersebut sebagai sebab kesembuhan penyakit salah satu anggota keluarganya. Maka dzohir dalil-dalil tersebut menunjukan bahwa niat-niat keduniaan seperti ini tidak mengurangi kesempurnaan pahala ibadahnya. Karena tidak mungkin Nabi ๏ทบ memotivasi untuk beribadah dengan ganjaran dunia yang bisa mengurangi kesempurnaan pahala akhirat. Nabilah yang memotivasi untuk memperpanjang umur dan lapangnya rizki dengan bersilaturahmi. Tujuan-tujuan tersebut berkaitan dengan dunia, akan tetapi tidak ada nash/dalil khusus yang menjelaskan akan kebolehannya. Contoh tidak ada dalil bahwasanya jika seseorang menjadi imam masjid lantas akan dilapangkan rizkinya, atau seseorang yang berdakwah akan ditambah rizkinya. Maka kondisi orang yang seperti ini ada dua model Perkara dunia yang menjadi tujuannya ternyata ia tujukan untuk amalan akhirat. Contohnya seseorang yang menjadi imam dengan niat untuk memperoleh upah imam, lantas ia niatkan upah tersebut untuk menjalankan amal sholeh, seperti untuk berbakti kepada kedua orangtuanya, atau agar bisa bersedekah pada fakir miskin, dsb. Maka dzohirnya ia sama dengan model yang 1 di atas, yang memiliki tujuan ganda tapi seluruhnya merupakan tujuan akhirat. Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, โ€œYang mustahab/disunnahkan adalah seseorang mengambil upah untuk bisa berhaji, bukan berhaji untuk mengmbil upah. Hal ini berlaku bagi seluruh upah yang diambil dari amal sholeh. Barang siapa yang mencari rizki mengambil upah agar bisa belajar atau agar bisa mengajar atau untuk berjihad maka baik. Sebagaimana datang dari Nabi ๏ทบ bahwasanya beliau bersabda ู…ูŽุซูŽู„ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ูŠูŽุบู’ุฒููˆู’ู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูู…ู‘ูŽุชููŠ ูˆูŽูŠูŽุฃู’ุฎูุฐููˆู’ู†ูŽ ุฃูุฌููˆู’ุฑูŽู‡ูู…ู’ ู…ูŽุซูŽู„ู ุฃูู…ู‘ู ู…ููˆู’ุณูŽู‰ ุชูุฑู’ุถูุนู ุงุจู’ู†ูŽู‡ูŽุง ูˆูŽุชูŽุฃู’ุฎูุฐู ุฃูŽุฌู’ุฑูŽู‡ูŽุง โ€œPermisalan orang-orang yang berperang berjihad dari umatku dan mengambil upah mereka gonimah dan lain-lain -pen seperti ibunya nabi Muasa yang menyusui ibunya lalu mengambil upahnyaโ€ Dilemahkan oleh Syaikh Al-Albani Nabi menyamakan mereka para mujahid dengan seseorang yang melakukan suatu pekerjaan karena suka dengan pekerjaan tersebut, sebagaimana ibunya Musa yang menyusui Nabi Musa. Hal ini berbeda dengan wanita penyusu sewaanโ€ฆ Adapun orang yang berbuat dalam bentuk amal sholeh agar bisa memperoleh rizki maka ini termasuk amalan dunia. ููŽููŽุฑู’ู‚ูŒ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู’ู†ู ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ู…ูŽู‚ู’ุตููˆู’ุฏูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ูˆูŽุณููŠู’ู„ูŽุฉู‹ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ู…ูŽู‚ู’ุตููˆู’ุฏูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ูˆูŽุณููŠู’ู„ูŽุฉู‹ Maka berbeda antara seseorang yang agama merupakan tujuannya dan dunia hanyalah wasilah/perantara dengan seseorang yang dunia merupakan tujuan sedangkan agama adalah wasilah/perantaranya. Orang yang seperti ini dzohirnya ia tidak akan memperoleh bagian di akhiratโ€ Majmuโ€™ Fatawa Ibnu Taimiyyah 26/19-20 Perkara dunia yang menjadi tujuannya adalah tidak ia kaitkan dengan tujuan akhirat. Seperti contohnya ia hanya ingin memperoleh upah imam dalam rangka tujuan-tujuan duniawi murni, maka inilah yang mengurangi kesempurnaan pahala akhirat dan ibadah yang ia lakukan. Ditulis oleh Ustadz DR. Firanda Andirja, MA Judul Berjihad Melawan Riyaโ€™ Series KunciJawaban: B. Barang yang kita inginkan namun sangat dibutuhkan oleh orang lain. 11. Berikut ini adalah hal yang dapat merusak pahala sedekah, kecuali A. Sedekah dengan terang-terangan dengan niat mengajak orang-orang gemar berbagi B. Sedekah diam-diam namun dipamerkan di media sosial C. Sedekah dengan niat dianggap sebagai orang yang mulia Semoga kita bisa menjadi orang yang lebih ikhlas. - Ikhlas menjadi kata yang ditanamkan oleh orang tua atau guru sejak kita masih menjadi anak kecil. Sebab dalam menjalani kehidupan, dibutuhkan rasa ikhlas untuk bisa menerima apapun yang terjadi dalam IkhlasSecara bahasa, pengertian ikhlas artinya membersihkan bersih, jernih, suci dari campuran dan pencemaran, baik berupa materi ataupun immateri. Secara istilah, pengertian ikhlas adalah membersihkan hati supaya menuju kepada Allah semata, dengan kata lain dalam beribadah hati tidak boleh menuju kepada selain Ikhlas mempunyai kaitan erat dengan niat. Karena adanya sifat ikhlas tergantung pada niatnya. Ketika dalam ibadah seseorang berniat hanya karena Allah SWT Lillahitaโ€™ala, maka akan muncul sifat ikhlas di dalam hatinya, sebaliknya ketika ada campuran di dalam niatnya seperti agar dipuji, mendapat imbalan, dan lain sebagainya maka tidak akan muncul sifat ikhlas di dalam merupakan keadaan atau sifat yang timbul dari dalam hati manusia yang menggerakan atau mendorongnya untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Maka dari itu, niat menjadi peran penting dalam melaksanakan ibadah, Maka ketika niat mendorong manusia untuk melakukan perbuatan semata-mata karena Allah maka perbutan tersebut dilandasi oleh sifat ketika niat mendorong manusia untuk melakukan perbuatan semata-mata mendekatkan diri kepada Allah, tetapi ditambahkan di dalam hati goresan yang merusak niat mendekatkan diri kepada Allah berharap sesuatu dari makhluk maka amal itu dikatakan lebih ringan dari sebelumnya dan amalya dikatakan keluar dari batas ikhlas dan menjadikan amal yang Ikhlas Menurut Para UlamaDalam mendefinisikan ikhlas, para ulama berbeda redaksi dalam menggambarkanya. Ada yang berpendapat, ikhlas adalah memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah mengesakan Allah dalam beribadah kepadaNya. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah pembersihan dari pamrih kepada Harawi mengatakan โ€œIkhlas ialah, membersihkan amal dari setiap noda.โ€ Yang lain berkata โ€œSeorang yang ikhlas ialah, seorang yang tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan amalnya, meskipun hanya seberat biji sawiโ€.Abu Ali Fudhail bin IyadhIkhlas adalah meninggalkan amal karena manusia adalah riyaโ€™. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah menyelamatkan kamu dari Hudzaifah Al Marโ€™asyiIkhlas ialah, kesesuaian perbuatan seorang hamba antara lahir dan UtsmanIkhlas ialah, melupakan pandangan makhluk, dengan selalu melihat kepada Khaliq Allah.Macam-Macam IkhlasMenurut ulama ikhlas dibagi menjadi dua yaitu1. Keikhlasan Dalam BeramalKeikhlasan beramal adalah pekerjaan yang dilakukan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT, menggunakan ihwal-Nya dan menyambut seruan-Nya. Keikhlasan ini ada ketika seseorang hanya murni mempunyai niat untuk mencari ridho diimplementasikan kepada pendidik atau guru maka pendidik harus mempunyai niat awal untuk mencari ridho kepada Allah. Sehingga sifat ikhlas akan sendirinya melekat pada Keikhlasan Mencari mencari pahala adalah keinginan memperoleh manfaat akhirat dengan amal kebajikan. Sehingga seseorang yang melakukan sesuatu berniat untuk mendapatkan pahala di sebut keikhlasan mencari pahala. Lawan dari keikhlasan ini adalah riyaโ€™. Hal-Hal yang Merusak Ikhlasa. Riyaโ€™Lawan dari sikap ikhlas adalah riyaโ€™. Riyaโ€™ adalah melakukan amal dengan mengharapka imbalan seperti mengharapkan pujian, posisi atau keduduka yang tinggi di masayarakat, tanpa mencari ridha Allah Sumโ€™ahSumโ€™ah adalah menceritakan amal yang sudah dilakukan kepada orang lain dengan tujuan memperoleh kedudukan di masyarakat, sehingga banyak orang yang memberikan perhatian dan keistimewaan pada NifaqNifaq adalah melakukan amal atau perbuatan di depan orang banak dengan tujuan untuk dipuji oleh orang lain. Maka manusia harus berhati-hati dalam melakukan amal atau perbuatan baik agar ikhlas yang sudah tumbuh didalam hatinya tidak KeikhlasanIkhlas sangatlah penting bagi guru dalam mengajar. Seperti yang di gambarkan oleh Ibnu Al-Qayyim bahwa ikhlas sebagai ruh dalam suatu perbuatan, pemandu bagi suatu perbuatan, menjadi pondasi atau dapat memperkuat maupun menghancurkan perbuatan yang sudah dilakukan, karena orang yang melakukan suatu perbuatan tanpa didasarkan dengan niat yang ikhlas, maka akan mendapat hal tersebut, buah dari keikhlasan yang disebutkan oleh Audah al-Awasyiah antara lain adalah 1. Mendapat pertolongan dan dibela oleh Allah swt2. Selamat dari siksa neraka3. Mendapat kedudukan yang tinggi di akhirat4. Allah akan menyelamatkan dari kesesatan di dunia5. Sebab bertambahnya petunjuk6. Dicintai penduduk langit7. Diterima dengan baik di muka bumi8. Akan mendapatkan reputasi nama baik di kalangan manusia9. Dihandarkan dari kesulitan duniawi10. Menjadikan hati tentram dan bahagia11. Menambahkan keimanan di dalam hati sehingga membenci kefasikan dan kemaksiatan12. Allah akan memberikan taufik13. Meninggal dengan husnul khatimah14. Doanya mudah dikabulkan15. Merasakan kenikmatan16. Mendapatkan kesenangan di dalam kubur. Itulah tadi pembahasan tentang ikhlas, semoga artikel ini dapat membuat Anda menjadi orang yang lebih ikhlas dari sebelumnya.
DuaHal Yang Merusak Keikhlasan Sehingga Amal Tidak Diterima Allah. September 4, 2020. Kabid PNF Disdik Indramayu Diduga Tuli, Atas Beragam Persoalan PKBM. April 10, 2022. Polda Jabar Akan Kawal dan Amankan Unras dengan Pesrsuasif. April 10, 2022. ADVERTISEMENT.
Berikut adalah 3 hal yang dapat merusak keikhlasan dalam beramalRiyaโ€™. Beramal karena ingin dipuji sesama manusia Ujub. Beramal lalu membanggakan atau menyombongkan Beramal karena ingin orang mendengar amalannya lalu memberinya lebih banyak lagi tentang menerima takdir dengan ikhlas PembahasanAmal saleh adalah semua perbuatan yang baik dan mendapatkan kebaikan dunia akhirat apabila dilaksanakan. Ada 3 syarat diterimanya amal saleh, antara lain sebagai berikutIMAN, artinya harus meyakini Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha artinya dilakukan semata-mata karena artinya dilaksanakan sesuai tuntunan Rasulullah SAWCari tahu lebih dalam lagi mengenai cara agar ikhlas amal saleh dilakukan namun syarat IKHLAS dirusak oleh ujub, riyaโ€™ dan sumโ€™ah maka amal saleh tersebut tidak akan diterima. Ujub, sumโ€™ah dan riyaโ€™ adalah perilaku tercela yang merusak amalan saleh lebih lanjut tentang 10 manfaat ikhlas โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ข โ€ขยป Detil JawabanKode 2 SMPMapel Pendidikan Agama IslamBab Perilaku TercelaJadiRankingSatu
Sebutkan2 hal yang dapat merusak hutan wendi3009. 1. hujan asam . 2. penebangan hutan . hujan asam mengakibatkan semua tumbuhan mati. penebangan hutan menyebabkan hutan gundul dan tidak dapat menahan derasnya air . 1 votes Thanks 1. gheisha5259. penyebab kerusakan hutan antara lain sebagai berikut.
SUFYAN Ats Tsauri, seorang ulama ternama pernah berkata, โ€œSesuatu yang paling sulit bagiku untuk aku luruskan adalah niatku, karena begitu seringnya ia berubah-ubah.โ€ Niat yang baik atau keikhlasan merupakan sebuah perkara yang sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan sering berbolak-baliknya hati kita. Terkadang ia ikhlas, di lain waktu tidak. Padahal, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, ikhlas merupakan suatu hal yang harus ada dalam setiap amal kebaikan akan senantiasa menggoda dan merusak amal-amal kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba. Seorang hamba akan terus berusaha untuk melawan iblis dan bala tentaranya hingga ia bertemu dengan Tuhannya kelak dalam keadaan iman dan mengikhlaskan seluruh amal karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal apa sajakah yang dapat membantu kita agar dapat mengikhlaskan seluruh amal perbuatan kita kepada Allah semata. Berikut di antaranya1 Banyak Berdoa Di antara yang dapat menolong seorang hamba untuk ikhlas adalah dengan banyak berdoa kepada Allah. Lihatlah Nabi kita Muhammad SAW, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah doa ุงูŽู„ู„ู‘ู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃูŽุนููˆู’ุฐู ุจููƒูŽ ุฃูŽู†ู’ ุฃูุดู’ุฑููƒูŽ ุจููƒูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ูˆูŽุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููƒูŽ ู„ูู…ูŽุง ู„ุงูŽ ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ยป โ€œYa Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.โ€ Hadits Shahih riwayat Ahmad Nabi kita sering memanjatkan doa agar terhindar dari kesyirikan padahal beliau adalah orang yang paling jauh dari kesyirikan. Inilah dia, Umar bin Khattab ra, seorang sahabat besar dan utama, sahabat terbaik setelah Abu Bakar, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah, โ€œYa Allah, jadikanlah seluruh amalanku amal yang saleh, jadikanlah seluruh amalanku hanya karena ikhlas mengharap wajahmu, dan jangan jadikan sedikitpun dari amalanku tersebut karena orang lain.โ€ 2 Menyembunyikan Amal Kebaikan Hal lain yang dapat mendorong seseorang agar lebih ikhlas adalah dengan menyembunyikan amal kebaikannya. Yakni dia menyembunyikan amal-amal kebaikan yang disyariatkan dan lebih utama untuk disembunyikan seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan lain-lain. Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain lebih diharapkan amal tersebut ikhlas, karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kecuali hanya karena Allah semata. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits, โ€œTujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan selain dari naungan-Nya yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di atas ketaatan kepada Allah, laki-laki yang hatinya senantiasa terikat dengan mesjid, dua orang yang mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena-Nya, seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang cantik dan memiliki kedudukan, namun ia berkata sesungguhnya aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya tersebut hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sendiri hingga meneteslah air matanya.โ€ HR Bukhari Muslim. Apabila kita perhatikan hadits tersebut, kita dapatkan bahwa di antara sifat orang-orang yang akan Allah naungi kelak di hari kiamat adalah orang-orang yang melakukan kebaikan tanpa diketahui oleh orang lain. Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda โ€œSesungguhnya sebaik-baik shalat yang dilakukan oleh seseorang adalah shalat yang dilakukan di rumahnya kecuali shalat wajib.โ€ HR. Bukhari Muslim Rasulullah menyatakan bahwa sebaik-baik shalat adalah shalat yang dilakukan di rumah kecuali shalat wajib, karena hal ini lebih melatih dan mendorong seseorang untuk ikhlas. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin ra dalam Syarah Riyadush Sholihin menyatakan, โ€œDi antara sebabnya adalah karena shalat sunnah yang dilakukan di rumah lebih jauh dari riya, karena sesungguhnya seseorang yang shalat sunnah di mesjid dilihat oleh manusia, dan terkadang di hatinya pun timbul riya, sedangkan orang yang shalat sunnah di rumahnya maka hal ini lebih dekat dengan keikhlasan.โ€ Basyr bin Al Harits berkata, โ€œJanganlah engkau beramal agar engkau disebut-sebut, sembunyikanlah kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan keburukanmu.โ€ Seseorang yang dia betul-betul jujur dalam keikhlasannya, ia mencintai untuk menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekannya. Maka dari itu wahai saudaraku, marilah kita berusaha untuk membiasakan diri menyembunyikan kebaikan-kebaikan kita, karena ketahuilah, hal tersebut lebih dekat dengan keikhlasan. 3 Memandang Rendah Amal Kebaikan Memandang rendah amal kebaikan yang kita lakukan dapat mendorong kita agar amal perbuatan kita tersebut lebih ikhlas. Di antara bencana yang dialami seorang hamba adalah ketika ia merasa ridha dengan amal kebaikan yang dilakukan, di mana hal ini dapat menyeretnya ke dalam perbuatan ujub berbangga diri yang menyebabkan rusaknya keikhlasan. Semakin ujub seseorang terhadap amal kebaikan yang ia lakukan, maka akan semakin kecil dan rusak keikhlasan dari amal tersebut, bahkan pahala amal kebaikan tersebut dapat hilang sia-sia. Saโ€™id bin Jubair berkata, โ€œAda orang yang masuk surga karena perbuatan maksiat dan ada orang yang masuk neraka karena amal kebaikannyaโ€. Ditanyakan kepadanya โ€œBagaimana hal itu bisa terjadi?โ€ Beliau menjawab, โ€œseseorang melakukan perbuatan maksiat, ia pun senantiasa takut terhadap adzab Allah akibat perbuatan maksiat tersebut, maka ia pun bertemu Allah dan Allah pun mengampuni dosanya karena rasa takutnya itu, sedangkan ada seseorang yang dia beramal kebaikan, ia pun senantiasa bangga terhadap amalnya tersebut, maka ia pun bertemu Allah dalam keadaan demikian, maka Allah pun memasukkannya ke dalam neraka.โ€ 4 Takut akan Tidak Diterimanya Amal Allah berfirman ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูุคู’ุชููˆู†ูŽ ู…ูŽุง ุขุชูŽูˆู’ุง ูˆูŽู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฌูู„ูŽุฉูŒ ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุจูู‘ู‡ูู…ู’ ุฑูŽุงุฌูุนููˆู†ูŽ โ€œDan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, karena mereka tahu bahwa Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.โ€ QS. Al Muโ€™minun 60 Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah mereka yang memberikan suatu pemberian, namun mereka takut akan tidak diterimanya amal perbuatan mereka tersebut Tafsir Ibnu Katsir . Hal semakna juga telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Aisyah ketika beliau bertanya kepada Rasulullah tentang makna ayat di atas. Ummul Mukminin Aisyah berkata, โ€œWahai Rasulullah apakah yang dimaksud dengan ayat, โ€œDan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, karena mereka tahu bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan merekaโ€ adalah orang yang mencuri, berzina dan meminum khamr kemudian ia takut terhadap Allah?. Maka Rasulullah pun menjawab Tidak wahai putri Abu Bakar Ash Shiddiq, yang dimaksud dengan ayat itu adalah mereka yang shalat, puasa, bersedekah namun mereka takut tidak diterima oleh Allah.โ€ HR. Tirmidzi dengan sanad shahih Ya saudaraku, di antara hal yang dapat membantu kita untuk ikhlas adalah ketika kita takut akan tidak diterimanya amal kebaikan kita oleh Allah. Karena sesungguhnya keikhlasan itu tidak hanya ada ketika kita sedang mengerjakan amal kebaikan, namun keikhlasan harus ada baik sebelum maupun sesudah kita melakukan amal kebaikan. Apalah artinya apabila kita ikhlas ketika beramal, namun setelah itu kita merasa hebat dan bangga karena kita telah melakukan amal tersebut. Bukankah pahala dari amal kebaikan kita tersebut akan hilang dan sia-sia? Bukankah dengan demikian amal kebaikan kita malah tidak akan diterima oleh Allah? Tidakkah kita takut akan munculnya perasaan bangga setelah kita beramal shalih yang menyebabkan tidak diterimanya amal kita tersebut? Dan pada kenyataannya hal ini sering terjadi dalam diri kita. Sungguh amat sangat merugikan hal yang demikian itu. 5 Tidak Terpengaruh oleh Perkataan Manusia Pujian dan perkataan orang lain terhadap seseorang merupakan suatu hal yang pada umumnya disenangi oleh manusia. Bahkan Rasulullah pernah menyatakan ketika ditanya tentang seseorang yang beramal kebaikan kemudian ia dipuji oleh manusia karenanya, beliau menjawab, โ€œItu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin.โ€ HR. Muslim Begitu pula sebaliknya, celaan dari orang lain merupakan suatu hal yang pada umumnya tidak disukai manusia. Namun saudaraku, janganlah engkau jadikan pujian atau celaan orang lain sebagai sebab engkau beramal saleh, karena hal tersebut bukanlah termasuk perbuatan ikhlas. Seorang mukmin yang ikhlas adalah seorang yang tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan manusia ketika ia beramal shalih. Ketika ia mengetahui bahwa dirinya dipuji karena beramal shalih, maka tidaklah pujian tersebut kecuali hanya akan membuat ia semakin tawadhu rendah diri kepada Allah. Ia pun menyadari bahwa pujian tersebut merupakan fitnah ujian baginya, sehingga ia pun berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya dari fitnah tersebut. Ketahuilah wahai saudaraku, tidak ada pujian yang dapat bermanfaat bagimu maupun celaan yang dapat membahayakanmu kecuali apabila kesemuanya itu berasal dari Allah. Manakah yang akan kita pilih wahai saudaraku, dipuji manusia namun Allah mencela kita ataukah dicela manusia namun Allah memuji kita? 6 Menyadari bahwa Manusia Bukanlah Pemilik Surga dan Neraka Sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari bahwa orang-orang yang dia jadikan sebagai tujuan amalnya itu baik karena ingin pujian maupun kedudukan yang tinggi di antara mereka, akan sama-sama dihisab oleh Allah, sama-sama akan berdiri di padang mahsyar dalam keadaan takut dan telanjang, sama-sama akan menunggu keputusan untuk dimasukkan ke dalam surga atau neraka, maka ia pasti tidak akan meniatkan amal perbuatan itu untuk mereka. Karena tidak satu pun dari mereka yang dapat menolong dia untuk masuk surga ataupun menyelamatkan dia dari neraka. Bahkan saudaraku, seandainya seluruh manusia mulai dari Nabi Adam sampai manusia terakhir berdiri di belakangmu, maka mereka tidak akan mampu untuk mendorongmu masuk ke dalam surga meskipun hanya satu langkah. Maka saudaraku, mengapa kita bersusah-payah dan bercapek-capek melakukan amalan hanya untuk mereka? BACA JUGA Riya dan Ikhlas Ibnu Rajab dalam kitabnya Jamiul Ulum wal Hikam berkata โ€œBarang siapa yang berpuasa, shalat, berzikir kepada Allah, dan dia maksudkan dengan amalan-amalan tersebut untuk mendapatkan dunia, maka tidak ada kebaikan dalam amalan-amalan tersebut sama sekali, amalan-amalan tersebut tidak bermanfaat baginya, bahkan hanya akan menyebabkan ia berdosaโ€. Yaitu amalan-amalannya tersebut tidak bermanfaat baginya, lebih-lebih bagi orang lain. 7 Ingin Dicintai, Namun Dibenci Saudaraku, sesungguhnya seseorang yang melakukan amalan karena ingin dipuji oleh manusia tidak akan mendapatkan pujian tersebut dari mereka. Bahkan sebaliknya, manusia akan mencela dan membencinya. Rasulullah SAW bersabda, โ€œBarang siapa yang memperlihat-lihatkan amalannya maka Allah akan menampakkan amalan-amalannya โ€œ HR. Muslim Akan tetapi, apabila seseorang melakukan amalan ikhlas karena Allah, maka Allah dan para makhluk-Nya akan mencintainya sebagaimana firman Allah taโ€™ala ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ูˆูŽุนูŽู…ูู„ููˆุง ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญูŽุงุชู ุณูŽูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ู ู„ูŽู‡ูู…ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ูˆูุฏู‘ู‹ุง โ€œSesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka rasa kasih sayang.โ€ QS. Maryam 96 Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia akan menanamkan dalam hati-hati hamba-hamba-Nya yang shalih kecintaan terhadap orang-orang yang melakukan amal-amal saleh yaitu amalan-amalan yang dilakukan ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Nabi-Nya . Tafsir Ibnu Katsir. Dalam sebuah hadits dinyatakan โ€œSesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata wahai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka penduduk langit pun mencintainya. Kemudian ditanamkanlah kecintaan padanya di bumi. Dan sesungguhnya apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata wahai Jibril, sesungguhnya Aku membenci fulan, maka bencilah ia. Maka Jibril pun membencinya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit sesungguhnya Allah membenci fulan, maka benciilah ia. Maka penduduk langit pun membencnya. Kemudian ditanamkanlah kebencian padanya di bumi.โ€ HR. Bukhari Muslim Hasan Al Bashri berkata โ€œAda seorang laki-laki yang berkata Demi Allah aku akan beribadah agar aku disebut-sebut karenanyaโ€™. Maka tidaklah ia dilihat kecuali ia sedang shalat, dia adalah orang yang paling pertama masuk mesjid dan yang paling terakhir keluar darinya. Ia pun melakukan hal tersebut sampai tujuh bulan lamanya. Namun, tidaklah ia melewati sekelompok orang kecuali mereka berkata lihatlah orang yang riya iniโ€™. Dia pun menyadari hal ini dan berkata tidaklah aku disebut-sebut kecuali hanya dengan kejelekan, โ€™sungguh aku akan melakukan amalan hanya karena Allahโ€™. Dia pun tidak menambah amalan kecuali amalan yang dulu ia kerjakan. Setelah itu, apabila ia melewati sekelompok orang mereka berkata โ€™semoga Allah merahmatinya sekarangโ€™. Kemudian Hasan al bashri pun membaca ayat โ€œSesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka rasa kasih sayang.โ€ Tafsir Ibnu Katsir. Wallahualam. [] SUMBER IKADI
Olehkarena itu, harus hati-hati terhadap hal yang dapat merusak iman yaitu: 5 Hal Yang Dapat Merusak Iman. RIYA. Riya' artinya perbuatan pura-pura. Menurut istilah dalam al-qur'an surat an-nisa' ayat 142, riya' adalah melakukan sesuatu amal tidak untuk mencari keridhan Allah tetapi untuk cari pujian dimasyarakat. Firman Allah:
๏ปฟPenyebab Hal Yang Bisa Merusak Keikhlasan adalah perlu diketahui dan dipahami dengan baik oleh kita. Karena tanpa kita sadari hal-hal sepele bisa menyebabkan kerusakan pada niat ikhlas yang ada di dalam hati kita. Ikhlas adalah memurnikan ibadah atau amal shalih hanya untuk Allah dengan mengharap pahala dariNya semata. Jadi dalam beramal kita hanya mengharap balasan dari Allah, tidak dari manusia atau makhluk-makhluk yang lain. Pengertian makna ikhlas dalam beramal memiliki peranan yang sangat penting, karena ia adalah syarat diterimanya amalan ibadah tersebut. Penyebab Hal Yang Bisa Merusak Keikhlasan Hal ini tercantum dalam sebuah ayat Alqur'an firman Allah yang artinya "Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan ikhlas menaatiNya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar menegakkan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus dan benar QS. Al-Bayyinah 5 . Setan adalah musuh terbesar manusia. Setan tidak akan pernah membiarkan manusia melakukan suatu amal kebaikan melainkan dia akan berusaha untuk merusak amalan tersebut. Begitulah yang terjadi jika seseorang berusaha untuk megikhlaskan ibadahnya, maka disitulah setan akan berusaha untuk membuat manusia tidak ikhlas atau riya' dalam melakukan suatu amalan ibadah. Sebagai seorang muslim kita harus mengetahui hal yang setan telah menjadikan tipuan didalamnya sehingga kita tidak terjebak di dalamnya. Berikut ini adalah faktor penyebab hilangnya keikhlasan pada diri seseorang antara lain adalah sebagai berikut Riya Yang dimaksud dengan pengertian definisi riyaโ€™ adalah seseorang menampakkan amalnya dengan tujuan orang lain melihatnya dan memujinya. Perbuatan seperti ini adalah termasuk pembatal perusak keikhlasan. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sangat mengkhawatirkan jika umatnya terjatuh dalam perbuatan tersebut. Rasulullah bersabda yang artinya "Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, maka para sahabat bertanya Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?โ€™. Beliaupun bersabda Syirik kecil itu adalah riyaโ€™. Pada hari kiamat ketika manusia dibalas dengan amal perbuatannya Allah akan berkata kepada orang-orang yang berbuat riyaโ€™, Pergilah kalian kepada apa-apa yang membuat kalian berbuat riyaโ€™, maka lihatlah apakah kalian mandapat balasan dari mereka". HR. Ahmad .Sumโ€™ah Sumโ€™ah adalah seseorang beramal dengan tujuan agar orang lain mendengar amalnya tersebut lalu memujinya. Maka bahaya sumโ€™ah sama dengan bahaya riyaโ€™ dan pelakunya terancam tidak akan mendapatkan balasan dari Allah, bahkan Allah akan membuka semua keburukannya di hadapan manusia. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya "Barangsiapa yang memperdengarkan amalannya maka Allah akan memperdengarkan kejelekan niatnya dan barang siapa yang beramal karena riyaโ€™ maka Allah akan membuka niatnya di hadapan manusia". HR. Bukhari dan Muslim Ujub Takabur Ujub adalah seseorang berbangga diri dengan amal-amalnya. Para ulama menerangkan bahwa ujub merupakan sebab terhapusnya pahala seseorang, karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan bahwa ujub sebagai hal-hal yang membinasakan. Rasulllah shallallahu 'lalaihi wa sallam bersabda "Hal-hal yang membinasakan ada tiga yaitu berbangganya seseorang dengan dirinya, kikir yang dituruti, dan hawa nafsu yang diikuti" HR. Al-Bazzar . Maka hendaklah kita berhati-hati dari ujub dan dari segala hal yang merusak keihlasan dan menyadari bahwa segala amal shalih yang kita lakukan adalah rahmat dari Allah kepada kita, dan bukan semata-mata karena usaha kita. Kita memohon kepada Allah agar menjauhkan diri kita dari hal yang merusak nilai ibadah kita dan agar Allah menerima amal shalih yang kita lakukan.
Makasegala penyakit -penyakit/kotoran-kotoran yang bisa menghancurkan keikhlasan atau mengotori keikhlasan kita, maka kita harus hindari. Di antara penyakit yang paling berbahaya yang bisa merusak keikhlasan kita adalah dua penyakit besar yaitu riya' dan ujub. Dan semacam dengan riya' adalah sum'ah. 0UvcFvD.
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/931
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/559
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/704
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/391
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/477
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/266
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/485
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/519
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/515
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/406
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/507
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/114
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/86
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/915
  • 5ge4k4g93s.pages.dev/548
  • sebutkan hal yang dapat merusak keikhlasan