Ada beragam penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan. Ketika pernapasan bermasalah, tubuh akan mengalami kesulitan dalam memperoleh oksigen dan membuang karbon dioksida. Gangguan ini tentu dapat mengganggu kinerja berbagai organ tubuh. Sistem pernapasan manusia terdiri dari hidung, mulut, rongga sinus, tenggorokan, laring atau tempat pita suara, trakea, bronkus, dan paru-paru. Selain itu, terdapat pula pembuluh darah, diafragma, otot pernapasan, pleura atau selaput paru-paru, tulang iga, dan alveoli atau kantung udara kecil. Seluruh bagian dari sistem pernapasan tersebut bekerja sama untuk memastikan proses pernapasan berlangsung lancar. Tujuannya adalah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, membuang karbon dioksida, dan menjaga keseimbangan asam-basa pH tubuh. Meski begitu, sistem pernapasan terkadang bisa terganggu dan menyebabkan sulit bernapas. Gangguan ini bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari paparan asap rokok, polusi udara, zat penyebab alergi atau alergen, zat beracun, kecelakaan, faktor keturunan, hingga penyakit tertentu. Macam-Macam Penyakit Penyebab Gangguan Pernapasan Ada berbagai kondisi medis atau penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, di antaranya 1. Asma Gangguan pernapasan akibat asma terjadi ketika saluran pernapasan membengkak dan menyempit akibat peradangan. Terjadinya penyakit asma diduga disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan dan kelainan sistem kekebalan tubuh. Penderita asma dapat mengalami kekambuhan gejala ketika terpapar faktor pemicu asma, misalnya debu, bulu binatang, serbuk sari, asap rokok, dan udara dingin. Selain itu, gejala asma juga bisa muncul akibat stres atau kelelahan. Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh asma hingga saat ini belum dapat disembuhkan. Namun, kambuhnya gejala asma bisa dicegah dengan cara menghindari faktor pemicu asma dan menggunakan obat hirup atau inhaler untuk mengendalikan gejala asma. Sebagian penderita asma bisa mengalami kondisi berbahaya yang disebut status asthmaticus, yaitu kondisi ketika sesak napas atau serangan asma berat tidak mereda setelah pemberian obat-obatan asma. Kondisi ini tergolong kedaruratan medis dan perlu segera ditangani oleh dokter. Jika tidak, penderitanya berpotensi mengalami gagal napas yang dapat mengancam nyawa. 2. Penyakit paru obstruktif kronis PPOK PPOK merupakan penyakit peradangan pada paru-paru yang terjadi secara bertahap dan dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Ketika sudah parah, PPOK dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen. Penyakit penyebab gangguan pernapasan ini sering kali disebabkan oleh kebiasaan merokok atau menghirup asap rokok. Tetapi bisa juga disebabkan oleh faktor lain, seperti paparan polusi udara, asap atau gas kimia, dan debu. Untuk menangani PPOK, dokter dapat memberikan beberapa pengobatan, seperti bronkodilator dan kortikosteroid, fisioterapi paru, serta terapi oksigen. Penderita PPOK juga disarankan untuk tidak merokok dan menghindari paparan zat kimia yang dapat merusak paru-paru. 3. Bronkitis Bronkitis adalah penyakit penyebab gangguan pernapasan yang terjadi akibat infeksi atau peradangan pada bronkus, yaitu saluran pernapasan yang menyambungkan tenggorokan dan paru-paru. Bronkitis dapat disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri serta paparan zat iritatif, seperti asap rokok, debu, dan polusi. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala batuk berdahak, demam, nyeri dada, sesak napas, dan lemas. Bronkitis akibat infeksi virus atau iritasi biasanya menimbulkan batuk berdahak yang berwarna jernih atau keputihan, sedangkan bronkitis akibat infeksi bakteri dapat menghasilkan dahak berwarna kekuningan atau kehijauan. Pengobatan penyakit ini perlu disesuaikan dengan faktor penyebabnya. Jika bronkitis disebabkan oleh infeksi virus, gangguan pernapasan yang muncul biasanya dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Untuk mengatasi bronkitis akibat infeksi bakteri, diperlukan obat antibiotik sesuai resep dokter. Dokter juga akan memberikan obat pereda batuk dan menyarankan fisioterapi paru untuk mengatasi bronkitis. 4. ARDS acute respiratory distress syndrome ARDS merupakan penyakit penyebab gangguan pernapasan yang berbahaya. Penyakit ini biasanya muncul secara mendadak dan ditandai dengan gangguan pada paru-paru yang menyebabkan sesak napas dan kekurangan oksigen. Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami ARDS, di antaranya Lansia Bayi baru lahir Riwayat merokok berat atau menghirup gas beracun Infeksi, seperti sepsis dan pneumonia Cedera atau luka berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat Overdosis obat-obatan COVID-19 Penyumbatan pada saluran pernapasan, misalnya akibat asfiksia dan emboli paru Penderita ARDS perlu segera mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit. Dokter biasanya akan merawat pasien yang mengalami ARDS di ICU guna mendapatkan bantuan pernapasan, termasuk pemasangan ventilator, pemberian obat, dan pemantauan ketat hingga kondisinya membaik. 5. Syok anafilaktik Syok anafilaktik adalah reaksi alergi berat yang muncul ketika penderita alergi terpapar zat pemicu alergi atau alergen, misalnya makanan atau obat-obatan tertentu, dan sengatan atau gigitan serangga. Syok anafilaktik dapat menimbulkan gejala gangguan pernapasan, seperti batuk dan sesak napas, gatal-gatal, dada berdebar-debar, muntah, penurunan kesadaran, serta pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Meski cukup jarang terjadi, syok anafilaktik adalah kondisi berbahaya dan perlu segera mendapatkan penanganan dokter di rumah sakit. Jika tidak, kondisi ini berpotensi menyebabkan kematian. Selain beberapa penyakit di atas, gangguan pernapasan juga dapat disebabkan oleh penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru, tuberkulosis, emfisema, dan edema paru. Langkah Penanganan Gangguan Pernapasan Gangguan pernapasan merupakan kondisi medis yang perlu segera diperiksakan ke dokter, karena penyebabnya bisa beragam dan berisiko menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Untuk menangani gangguan pernapasan yang parah, dokter akan menstabilkan kondisi pasien terlebih dahulu, misalnya dengan obat-obatan, pemberian oksigen, atau resusitasi dan pemasangan alat bantu napas, tergantung kondisi pasien. Setelah itu, dokter akan mencari tahu penyebab gangguan pernapasan yang pasien alami dengan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, analisis gas darah, tes fungsi paru, serta foto Rontgen, CT scan, atau MRI paru. Setelah penyebabnya diketahui, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai dan memantau kondisi pasien agar gangguan pernapasan dapat teratasi dan tidak menimbulkan komplikasi. Penanganan tersebut bisa berupa pemberian obat-obatan, fisioterapi, hingga operasi. Oleh karena itu, segeralah periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gangguan pernapasan. Apalagi bila gejalanya berat, seperti sesak napas, kulit pucat, bibir dan kulit tampak kebiruan, lemas, nyeri dada, mengi atau napas berbunyi, keringat dingin, dan pingsan.JenisJenis Kelainan Pada Tulang – Sahabat Grameds, tubuh manusia tersusun dari 206 tulang yang tersebar dari ujung kaki hingga kepala. Tulang-tulang ini yang membuat tubuh manusia kuat untuk berdiri, serta melakukan berbagai aktivitas. Dikarenakan fungsi tulang begitu penting bagi manusia, sudah semestinya kita menjaga dan melindunginya agar – Ada macam-macam penyakit paru yang bisa terjadi. Ketika berbicara tentang penyakit paru-paru, Anda mungkin sekilas akan berpikir tentang sebenarnya ada banyak macam penyakit paru-paru yang bisa kita alami. Jenis penyakit paru-paru ini bisa memengaruhi saluran udara, jaringan paru-paru, atau sirkulasi darah masuk dan keluar paru-paru. Baca juga 11 Gejala Emboli Paru yang Perlu Diwaspadai Berikut ini adalah macam-macam penyakit paru-paru yang dapat diwaspadai 1. Asma Melansir Health Line, asma adalah salah satu macam penyakit paru-paru kronis yang paling umum terjadi. Saat mengalami asma, paru-paru Anda menjadi bengkak dan sempit, sehingga lebih sulit untuk yang bisa menunjukkan gejala asma di antaranya, meliputi Mengi Tidak dapat mengambil cukup udaraba Batuk Merasakan sesak di dada Jika Anda mengalami gejala di atas, kiranya penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Baca juga 8 Gejala Pneumonia yang Perlu Diwaspadai Asma memang termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun, obat-obatan dapat membantu mengontrol gejala penyakit ini. Kebanyakan penderita asma dapat mengelola gejala asma dengan baik dan menikmati hidup yang utuh dan sehat. Sebaliknya, tanpa pengobatan yang memawadai, penyakit asma bisa mematikan. Dokter belum mengetahui mengapa beberapa orang terkena asma dan yang lainnya tidak. Tetapi, dokter percaya bahwa genetika memainkan peran besar pada penyakit saluran pernapasan ini. Artinya, jika seseorang di keluarga Anda memilikinya, risiko Anda megalami asma akan meningkat. Faktor risiko lainnya termasuk Memiliki alergi Kelebihan berat badan Merokok Sering terpapar polutan Baca juga Ini Beda Kondisi Paru-paru Perokok dan Paru-paru Sehat 2. Penyakit paru obstruktif kronis PPOK PPOK adalah penyakit paru-paru kronis di mana paru-paru Anda meradang, sehingga membuat Anda sulit bernapas. Peradangan menyebabkan produksi lendir yang berlebihan dan penebalan lapisan paru-paru. Kantung udara atau alveoli menjadi kurang efisien dalam membawa oksigen masuk dan mengirimkan karbon dioksida. Orang dengan PPOK biasanya memiliki satu atau kedua kondisi berikut Emfisema Penyakit ini merusak kantung udara di paru-paru. Saat sehat, kantung udara menjadi kuat dan fleksibel. Emfisema melemahkannya dan pada akhirnya menyebabkan beberapa pecah. Bronkitis kronis Anda mungkin pernah mengalami bronkitis saat mengalami salesma atau infeksi sinus. Bronkitis kronis lebih serius, karena tidak pernah hilang. Kondisi ini menyebabkan radang saluran bronkial di paru-paru hingga meningkatkan produksi lendir. Baca juga 8 Gejala Awal PPOK yang Perlu Diwaspadai Beberapa kondisi yang bisa dicurigai sebagai gejala emfisema yakni Sesak napas Mengi Perasaan tidak bisa mendapatkan cukup udara Sementara, kondisi yang bisa jadi menjadi gejala bronkitis kronis yaitu Sering batuk Batuk berdahak Sesak napas Sesak dada PPOK adalah penyakit progresif yang tidak dapat disembuhkan yang paling sering disebabkan oleh aktivitas merokok. Genetika juga berperan besar pada perkembangan penyakit ini. Faktor risiko PPOK lainnya termasuk Paparan asap rokok orang lain Polusi udara Paparan pekerjaan terhadap debu dan asap Gejala PPOK dapat semakin memburuk dari waktu ke waktu. Namun, perawatan dapat membantu memperlambat perkembangannya. Baca juga 5 Penyebab PPOK pada Orang Bukan Perokok 3. Penyakit paru interstisial Interstitial lung disease atau penyakit paru interstisial mencakup lebih dari 200 jenis gangguan paru. Beberapa contohnya, yakni Sarkoidosis Fibrosis paru idiopatik Histiositosis sel Langerhans Bronchiolitis obliterans Hal yang sama terjadi pada semua penyakit tersebut Jaringan di paru-paru menjadi luka, meradang, dan kaku. Jaringan parut dapat berkembang di interstitium, yang merupakan ruang di paru-paru di antara kantung udara. Saat jaringan parut menyebar, hal itu dapat membuat paru-paru lebih kaku, sehingga tidak dapat mengembang dan berkontraksi semudah dulu. Baca juga 12 Obat Batuk Herbal dari Bahan Makanan Rumahan Gejala penyakit paru interstisial bisa meliputi Batuk kering Sesak napas Sulit bernafas Anda mungkin lebih berisiko terkena penyakit paru interstisial jika seseorang di keluarga Anda menderita salah satu penyakit ini, jika Anda merokok, dan jika Anda terpapar asbes atau polutan inflamasi lainnya. Beberapa penyakit autoimun juga telah dikaitkan dengan penyakit paru-paru interstitial, termasuk rheumatoid arthritis, lupus, dan sindrom Sjogren. Faktor risiko lain termasuk menjalani terapi radiasi untuk perawatan kanker dan minum beberapa obat seperti antibiotik. Interstitial lung disease termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun, pengobatan yang lebih baru menjanjikan untuk memperlambat perkembangannya. Baca juga 7 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Tanpa Obat 4. Hipertensi pulmonal Hipertensi pulmonal adalah tekanan darah tinggi di paru-paru. Tidak seperti tekanan darah tinggi biasa, yang memengaruhi semua pembuluh darah di tubuh, hipertensi pulmonal hanya memengaruhi pembuluh darah di antara jantung dan paru-paru. Pembuluh darah ini menjadi menyempit dan terkadang tersumbat, serta kaku dan tebal. Jantung Anda harus bekerja lebih keras dan mendorong darah dengan lebih kuat, yang meningkatkan tekanan darah di arteri dan kapiler paru. Mutasi gen, obat-obatan, dan penyakit jantung bawaan semuanya dapat menyebabkan hipertensi pulmonal. Penyakit paru-paru lain seperti penyakit paru-paru interstitial dan PPOK juga bisa menjadi penyebab hipertensi tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti pembekuan darah, aritmia, dan gagal jantung. Baca juga 5 Gejala Aritmia Jantung yang Perlu Diwaspadai Faktor risiko hipertensi pulmonal meliputi Kelebihan berat badan atau obesitas Memiliki riwayat penyakit dalam keluarga Menderita penyakit paru-paru lain Menggunakan obat-obatan terlarang Minum obat tertentu, seperti obat penekan nafsu makan Gejala hipertensi pulmonal meliputi Sesak napas Nyeri dada Pusing Kelelahan Detak jantung cepat Edema bengkak di pergelangan kaki Penyakit hipertensi pulmonal tidak dapat disembuhkan, tetapi perawatan dapat membantu menurunkan tekanan darah ke tingkat yang lebih normal. Pilihannya termasuk obat-obatan seperti pengencer darah, diuretik, dan dilator pembuluh darah. Pembedahan dan transplantasi dapat juga dilakukan sebagai upaya terakhir. Baca juga 9 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Secara Alami dan dengan Bantuan Obat 5. Fibrosis kistik Cystic fibrosis atau fibrosis kistik adalah penyakit paru-paru bawaan yang menyerang anak-anak yang baru lahir. Ini mengubah susunan lendir dalam tubuh. Bukannya licin dan berair, lendir pada penderita cystic fibrosis justru kental, lengket, dan berlebihan. Lendir yang kental ini dapat menumpuk di paru-paru dan membuat penderita lebih sulit bernapas. Dengan banyaknya bakteri di sekitarnya, kuman ini dapat tumbuh lebih mudah, meningkatkan risiko penderita terkena infeksi paru-paru. Gejala fibrosis kistik biasanya dimulai pada masa bayi dan meliputi Batuk kronis Mengi Sesak napas Batuk lendir Pilek dada berulang Infeksi sinus yang sering Menurut NHLBIT, cystic fibrosis dapat memengaruhi organ lain selain paru-paru, termasuk hati, usus, sinus, pankreas, dan organ seks. Baca juga Mengapa Darah Tinggi Bisa Menyebabkan Penyakit Jantung? Dokter tahu bahwa fibrosis kistik disebabkan oleh mutasi gen yang biasanya mengatur kadar garam dalam sel. Mutasi menyebabkan gen ini tidak berfungsi, mengubah susunan lendir dan meningkatkan garam dalam keringat. Tidak ada obat untuk penyakit ini, tetapi pengobatan meredakan gejala dan memperlambat perkembangan. Perawatan dini adalah yang terbaik, itulah sebabnya dokter sekarang secara teratur melakukan skrining untuk penyakit ini. Pengobatan dan terapi fisik membantu mengencerkan lendir dan mencegah infeksi paru-paru. 6. Pneumonia Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang ddisebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Mikroorganisme tumbuh dan berkembang di paru-paru, menimbulkan gejala yang merugikan. Dalam kasus pneumonia, kantung udara menjadi meradang dan mungkin terisi dengan cairan, yang mengganggu aliran oksigen. Baca juga 8 Gejala Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai Sebagian besar waktu orang pulih dalam beberapa minggu. Namun, terkadang penyakit ini terus berlanjut, dan bahkan bisa mengancam nyawa. Pneumonia dapat menyerang siapa saja, tetapi kemungkinan besar berkembang pada orang yang paru-parunya sudah rentan karena Merokok Sistem kekebalan yang melemah Penyakit lain Pembedahan Pneumonia sering kali dapat disembuhkan. Antibiotik dan obat antivirus dapat membantu dan seiring waktu, istirahat serta pemberian cairan yang tepat diyakini dapat membuat penyakit ini lekas hilang. Namun, dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat kembali lagi dan lagi, menjadi penyakit kronis. Kondisi yang bisa menjadi gejala pneumonia di antaranya yakni Batuk darah Kelenjar getah bening bengkak Badan terasa panas dingin Demam Gejala ini bisa berlanjut selama sebulan atau lebih. Baca juga 3 Penyebab Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai Bahkan jika Anda minum antibiotik, gejalanya bisa kembali setelah Anda menghabiskannya. Jika perawatan rutin tidak berhasil, dokter Anda mungkin akan merekomendasikan rawat inap sehingga Anda dapat memiliki akses ke perawatan tambahan dan bisa beristirahat secara maksimal. Beberapa komplikasi dari pneumonia kronis termasuk Abses paru-paru kantong nanah di dalam atau di sekitar paru-paru Peradangan yang tidak terkontrol di tubuh Gagal napas 7. Kanker paru-paru Kanker paru-paru adalah penyakit di mana sel-sel di paru-paru tumbuh tidak normal, secara bertahap mengembangkan tumor. Saat tumor semakin membesar dan semakin banyak, mereka dapat mempersulit paru-paru untuk melakukan tugasnya. Pada akhirnya, sel kanker bisa menyebar ke area lain di tubuh. Baca juga 5 Penyebab Kanker Paru-paru, Tak Hanya Rokok Melansir Mayo Clinic, kanker paru-paru bisa tumbuh secara perlahan tanpa menimbulkan gejala apa pun. Gejala yang berkembang sering kali dianggap disebabkan oleh kondisi lain. Batuk yang mengganggu, misalnya, bisa jadi merupakan gejala kanker paru-paru, tetapi bisa juga disebabkan oleh penyakit paru-paru lain. Gejala kanker paru-paru lainnya mungkin termasuk Mengi Sesak napas Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan Batuk darah Orang-orang yang paling berisiko mengalami kanker paru-paru adalah mereka yang Merokok Terkena bahan kimia berbahaya melalui penghirupan Memiliki riwayat keluarga kanker paru-paru Memiliki jenis kanker lain Perawatan kanker paru-paru sendiri tergantung pada jenis kanker paru-paru yang terjadi dan tingkat keparahannya. Dokter biasanya akan membuat rencana yang mencakup operasi untuk mengangkat bagian kanker dari paru-paru, kemoterapi, dan radiasi. Beberapa obat juga dapat membantu menargetkan dan membunuh sel kanker. Baca juga 5 Gejala TBC yang Perlu Diwaspadai 8. Tuberkulosis Tuberkulosis TBC adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Berikut ini adalah beberapa gejala TBC paru yang perlu diwaspadai Batuk parah yang berlangsung selama lebih dari tiga minggu Dada terasa sakit Dahak ada darahnya Sesak napas Berat badan turun tanpa sebab jelas Tidak nafsu makan Mual dan muntah Mudah lelah atau sering lemas Badan kerap demam dan menggigil Tubuh banyak berkeringat, terutama di malam hari Perlu diketahui bahwa selain paru-paru, bakteri penyebab TBC juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, dan ginjal. Bakteri TBC dapat menyebar di udara melalui droplet atau cairan dari saluran pernapasan penderitanya, misalnya saat batuk, bersin, dan bicara. TBC adalah macam penyakit paru-paru yang harus diobati karena bisa mengancam jiwa. Dalam proses pengobatan, penderita harus mengikuti saran dokter. Pengobatan yang tidak tuntas bisa menyebabkan penderita menjadi resisten obat. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 18 Apakah kelainan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-paru sehingga seseorang dapat mengalami kesulitan bernapas? A. Asma B. Asfiksi C. Influenza D. Bronchitis. Jawaban: A. Asma. 19. Paru-paru seorang pasien penuh dengan cairan. Setelah dianalisis ternyata juga ditemukan bakteri Streptococcus pneumoniae. Kelainan yang disebabkan olehmenyempitnya saluran pernapasandalam paru-paru, sehingga seseorangdapat mengalami kesulitan bernapasan disebut penyakit A. AsmaAsma disebabkan karena ada penyempitan saluran pernafasan yang disebabkan oleh faktor keturunan, suhu yang dingin, akibat makanan dan faktor lingkungan paru(metastasis tumor paru) maupun yang berasal dari paru sendiri, dimana kelainan dapat disebabkan oleh kumpulan perubahan genetika pada sel epitel saluran nafas, yang dapat mengakibatkan proliferasi sel yang tidak dapat dikendalikan. Kanker paru primer yaitu tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus (Purba, 2015). b Asma adalah salah satu masalah paru-paru yang membuat pengidapnya kesulitan bernapas akibat peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasan. Tak hanya kesulitan bernapas, asma juga menyebabkan gejala lain seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada. Saluran pernapasan pada pengidap asma lebih sensitif dibandingkan dengan orang lain tanpa asma. Ketika paru-paru teriritasi akibat zat pemicu asap rokok, debu, bulu binatang, dll., maka otot-otot saluran pernapasan pada pengidapnya menjadi kaku dan menyempit. Gejala Asma Seseorang yang mengidap asma bisa mengalami beragam gejala, seperti Sesak dada;Batuk, terutama pada malam atau dini hari;Sesak napas;Mengi, yang menyebabkan suara siulan saat mengeluarkan napas. Pola gejala pada setiap pengidap asma pun bisa berbeda. Meski begitu, pola gejala yang paling umum yaitu Datang dan pergi seiring waktu atau dalam hari yang sama;Mulai atau memburuk dengan infeksi virus, seperti pilek;Dipicu oleh olahraga, alergi, udara dingin, atau hiperventilasi karena tertawa atau menangis;Lebih buruk di malam hari atau di pagi hari. Ketahui lebih lanjut penjelasan mengenai gejala asma dari dokter tepercaya di Halodoc. Komunikasi dengan dokter dapat dengan mudah kamu lakukan melalui fitur chat dengan dokter kapan dan di mana saja. Yuk, dicoba sekarang! Faktor Risiko Asma Bakteri yang berasal dari debu sering menjadi pemicu utama penyakit asma. Bakteri tersebut bernama endotoxin yang umumnya berada pada perkakas rumah, terutama di kamar tidur yang menimbulkan gejala asma. Faktor risiko lain yang dapat memicu penyakit asma, antara lain zat paru-paru dan saluran napas bagian tertentu seperti tukang las, kayu, atau pekerja pabrik tekstil;Emosi yang berlebihan tertawa terbahak-bahak atau kesedihan yang berlarut-larut.Alergi makanan, seperti kacang-kacangan. Penyebab Asma Asma adalah jenis penyakit yang dapat menimpa segala usia. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, aktivitas fisik, infeksi virus sampai paparan zat kimia. Namun, hingga kini penyebab utama asma belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, pengidap asma terbukti memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Ketika paru-paru terkena iritasi, maka otot saluran pernapasan jadi kaku dan menyempit. Kemudian, produksi dahak meningkat, sehingga membuat pengidapnya kesulitan bernapas. Pada anak-anak, gejala asma akan menghilang dengan sendirinya saat memasuki usia remaja. Namun, anak-anak yang memiliki gejala asma cukup berat, kondisinya bisa bertahan atau muncul kembali di masa mendatang. Diagnosis Asma Di tahap awal, dokter akan melakukan wawancara medis anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Perlu kamu ketahui bahwa diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada, dan variabilitas yang berkaitan dengan cuaca. Untuk membantu menegakkan diagnosis asma, dokter mungkin perlu melakukan beberapa pemeriksaan penunjang. Contohnya faal paru dengan alat spirometer. Pengukuran faal paru digunakan untuk menilai Obstruksi jalan napas;Reversibiliti kelainan faal paru;Variabiliti faal paru, sebagai penilaian tidak langsung hiperes-ponsif jalan napas. Ada pula beberapa tes lainnya untuk membantu dokter untuk mendiagnosis asma, yaitu Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter;Uji reversibilitas dengan bronkodilator;Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya hiperaktivitas bronkus;Uji alergi untuk menilai ada atau tidaknya alergi;Foto torak, untuk menyingkirkan penyakit selain asma. Komplikasi Asma Penyakit asma yang dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu berbagai komplikasi, seperti Masalah psikologis cemas, stres, atau depresi;Menurunnya performa di sekolah atau pekerjaan;Tubuh sering terasa lelah;Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak;Status asmatikus, yaitu kondisi asma yang parah dan tidak dapat merespon dengan terapi normal;Pneumonia;Gagal pernapasan;Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru;Kematian. Pengobatan Asma Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam pengobatan asma, yakni meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Oleh karena itu, pengidap asma perlu disiplin menjalani pengobatan dengan dokter agar asma tetap terkendali. Di samping melakukan pengobatan, pengidap asma juga harus menghindari dari hal-hal yang memicu kekambuhan. Biasanya, dokter merekomendasikan inhaler sebagai pengobatan saat gejala asma muncul. Namun, penggunaan inhaler juga berpotensi menyebabkan efek samping bagi pengguna. Apabila terjadi serangan asma dengan gejala yang semakin parah, meskipun sudah melakukan penanganan dengan inhaler maupun obat, maka perlu tindakan medis di rumah sakit. Pasalnya, asma juga dapat membahayakan nyawa pengidapnya Pencegahan Asma Masalah paru yang satu ini adalah jenis penyakit yang dapat dikendalikan dengan mengatur pola hidup sehat. Selain itu, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut Mengenali dan menghindari pemicu asma;Mengikuti anjuran rencana penanganan asma dari dokter;Melakukan langkah pengobatan yang tepat dengan mengenali penyebab serangan asma;Menggunakan obat-obatan asma yang telah dianjurkan oleh dokter secara teratur;Memonitor kondisi saluran napas. Perlu diperhatikan, penggunaan inhaler justru berisiko meningkatkan reaksi asma. Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikannya dengan dokter, supaya rencana penanganan asma disesuaikan dengan kebutuhan. Vaksinasi flu dan pneumonia juga disarankan untuk pengidap asma untuk mencegah komplikasi berbahaya yang berkaitan dengan pernapasan. Kapan Harus ke Dokter? Jika mengalami tanda dan gejala asma di atas, segera hubungi dokter untuk mendapat pertolongan medis. Penanganan dini bisa membantu menghindari komplikasi asma yang bisa mengancam jiwa. Referensi National Health Service – UK. Diakses pada 2021. Health A-Z. Asthma NIH. National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses pada 2021. Asthma. Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases and Conditions. Asthma. WebMD. Diakses pada 2021. Toxins in Dust Raise Risk of Asthma Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Diakses pada 2021. Asma pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1023/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Diakses pada 2021 Diperbarui pada 3 Desember 2021
ItulahPenjelasan dari Kelainan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan disebut? Kemudian, kami sangat menyarankan anda untuk membaca juga soal Penyakit saluran pernapasan adalah lengkap dengan kunci jawaban dan penjelasannya. Apabila masih ada pertanyaan lain kalian juga bisa langsung ajukan lewat kotak komentar dibawah -
Squad, kalian pernah nggak sih berpikir, seperti apa jadinya kalau kalian mengalami kesulitan pernapasan? Pasti rasanya nggak enak banget, ya. Semoga jangan sampai terjadi, ya! Meskipun demikian, seperti halnya anggota tubuh lain, sistem pernapasan manusia juga dapat terkena kelainan dan penyakit. Tapi, apa saja sih kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia? Bernapas dan jangan lupa Bahagia! Sumber Shutter Stock Emfisema Ada beberapa jenis penyakit dan kelainan pada sistem pernapasan manusia. Yang pertama ini disebut dengan Emfisema. Emfisema merupakan penyakit yang disebabkan karena alveolus kehilangan elastisitasnya. Kantong udara pada paru-parumu juga akan mengalami kehancuran secara perlahan, sehingga membuat napas menjadi pendek-pendek. Emfisema disebabkan karena kebiasaan merokok, polusi udara dan polusi asap rokok. Tuh, makanya, kamu jangan merokok, ya! Kanker Paru-paru Penyakit pada pernapasan yang kedua disebut dengan kanker paru-paru. Seperti halnya kanker jenis lain, kanker paru-paru juga merupakan penyakit yang berbahaya. Penyakit ini disebabkan karena sel kanker yang tumbuh di paru-paru dan terus tumbuh tidak terkendali. Bila dibiarkan, sel kanker dapat menyerang bagian tubuh lainya. Kanker paru-paru juga dapat disebabkan karena kebiasaan kebiasaan buruk seperti merokok, menghirup asap kendaraan, minum minuman beralkohol dan kebiasaan tidak sehat lainya. Jadi, masih mau merokok dan minum-minuman beralkohol? Tuberkulosis TBC Penyakit pada sistem pernapasan selanjutnya adalah Tuberkulosis TBC. TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyerang paru-paru dan menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Karena ada bintil-bintil tersebut, proses difusi oksigen terganggu. Penderita TBC juga sering mengalami batuk darah. Asma Penyakit selanjutnya disebut penyakit Asma. Kamu sudah familiar kan, dengan istilah asma? Asma adalah penyakit yang terjadi karena penyempitan saluran pernapasan. Penyebab penyempitan saluran pernapasan biasanya disebabkan oleh alergi terhadap debu, pasir, bulu, serangga kecil ataupun rambut. Penyakit ini juga dapat muncul kembali jika suhu lingkungan terlalu dingin atau ketika penderitanya mengalami masalah psikologis. Jika tidak segera diberi penanganan, penderita dapat mengalami kematian akibat sesak napas. Laringitis Selain penyakit-penyakit yang sudah disebutkan di atas, ada juga penyakit pernapasan yang disebut Laringitis. Penderita laringitis mengalami peradangan yang terjadi di laring atau pangkal tenggorokan karena infeksi bakteri, virus atau jamur. Bronkhitis Selain laringitis, ada juga yang disebut dengan bronkhitis, yaitu gangguan pada cabang trakea bronkus akibat infeksi. Infeksi ini akan menyebabkan penderita menghasilkan lendir yang menyumbat bronkus sehingga penderitanya dapat mengalami sesak napas. Masih ada lagi nggak ya penyakit pada sistem pernapasan? Pneumonia Masih ada lagi nih, namanya Pneumonia. Pneumonia ini adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Diplococcus pneumoniae, sehingga alveolus penderitanya akan terisi cairan. Asfiksi Penyakit pada sistem pernapasan yang terakhir adalah Asfiksi, yang merupakan gangguan pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh. Asfiksi disebabkan karena hemoglobin darah mengikat komponen selain oksigen seperti karbon monoksida. Karena daya ikat HB lebih tinggi terhadap CO, maka CO akan lebih berpotensi untuk masuk ke dalam tubuh. CO sendiri banyak dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor. Wah, ternyata banyak juga ya penyakit dan kelainan pada sistem pernapasan. Kamu harus selalu menjaga kesehatan, ya! Termasuk kesehatan sistem pernapasan ini. Oh iya, kamu ingin tahu lebih banyak tentang kelainan sistem pernapasan? Kamu bisa nih, belajar pakai Brain Academy Online! Dengan modul lengkap dan tutor standby, kamu bisa belajar di mana saja dan kapan saja cuma lewat grup belajarmu aja, lho. Kuy, gabung sekarang!
PulmonaryDisease (COPD) adalah suatu penyumbatan menetap pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh emfisema dan bronkitis kronis. Menurut American College of Chest Physicians/American Society, (2015). Penyakit Paru Obstruktif
Kondisiketika saluran udara meradang, sempit dan membengkak, dan menghasilkan lendir berlebih sehingga menyulitkan bernapas. Asma bisa ringan atau bisa juga mengganggu aktivitas sehari-hari. Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan serangan yang mengancam jiwa.Kelainanyang disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan dalam paru-paru, sehingga seseorang mengalami kesulitan bernapas disebut . A. asma B. influenza C. efisema D. bronkitis . Latihan Soal Online – Semua Soal. Latihan Soal - SD/MI - SMP/MTs -
Previewthis quiz on Quizizz. Proses keluar masuknya udara ke dan dari paru-paru disebut.
heAgYR.